Mohon tunggu...
Muhammad FachrulHudallah
Muhammad FachrulHudallah Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

"Jika Aku bukan anak Raja, Penguasa, Bangsawan, dan dari kalangan Priyayi, Aku hanya dapat mengenalkan diriku melalui gagasan karyaku"

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Aku, Dia, dan Puncak

19 Juli 2020   20:12 Diperbarui: 19 Juli 2020   20:21 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dia tiba-tiba menangis dan memelukku. Suasana itu sungguh mencekamkan. Bukannya keadaan sekitar, tetapi keagresifannya dia yang bisa membuatku nafsu. Iya, aku harus menjaga nafsu dan pikiran kotorku itu.

Kita menikmati malam hingga dia tertidur di pundakku. Setelah dia pulas, aku antarkan dirinya ke tendanya. Tetapi di saat aku sampai di tendanya, pikiranku aneh-aneh.

Aku harus bertarung dengan nafsuku. Pertarungan sengit akhirnya akal sehatku yang memenangkannya. Aku langsung bergegas masuk ke tendaku dan membuat tulisan di kertas HVS. Aku tuliskan kata 'selamat ulang tahun sayangku yang ke-19.'

Aku antarkanlah tulisan itu padanya agar dapat dilihatnya esok. Aku kembali tidur di tendaku, tenda milikku sendiri. Aku tidur.

Tiba-tiba ada dia di tendaku. Iya, aku sadar melihatnya walaupun sedikit ngantuk. Dia memelukku dan mencium keningku untuk sekedar mengucapkan, "makasih, sayang."

Dia langsung kembali pulang ke tendanya dengan berpamitan padaku. Aku melanjutkan mimpiku.


Tidak kerasa malam serasa berlalu. Paginya aku tanya padanya, "Yang, kamu semalam nyium sama meluk aku ya?"

"Iya, bener. Makasih ucapan dan hadiah romantisnya ya," ucapan pacarku itu mencekamku. Serasa kaget. Tetapi, aku rasa itu mimpi. Walaupun terlihat sadar, menurutku mimpi.

Ciumannya tidak berasa, begitu pula pelukannya.

Selesai kita foto-foto, kemudian langsung bergegas pulang ke parkiran. Memang ke parkiran, tetapi setelah itu aku antarkan dia dan tetap saja aku kembali ke rumahku di desa Jagalan.

Dia ngechat aku dengan kata-kata, "Makasih ya, sayang, atas ucapan ulang tahunnya. Mungkin aku bersyukur karena selalu bersamamu terus. Kita sudah dua tahun. Semoga kita langgeng terus ya!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun