Jika hari-harimu terasa penuh tapi hampa, sibuk tapi kehilangan arah: percayalah, bukan kamu yang rusak. Mungkin kamu hanya terlalu lama menunda bernapas. Terlalu sering berjalan tanpa sempat bertanya:Â "Aku mau ke mana?"
Berhentilah merasa bersalah hanya karena lelah. Lelah itu bukan kelemahan. Itu adalah tubuh dan jiwamu yang sedang berbisik, "Aku butuh dipeluk. Aku butuh jeda."
Berhentilah membandingkan dirimu dengan mereka yang terlihat selalu 'on', selalu sibuk, selalu produktif. Karena tak semua keberhasilan bisa diukur dari sorak sorai atau pencapaian besar.
Hidup bukan perlombaan cepat-cepat sampai. Hidup adalah perjalanan yang layak dinikmati meski kadang kita harus berjalan pelan, bahkan berhenti sama sekali.
Kita tidak harus hebat setiap waktu. Kadang, cukup hadir saja sudah merupakan keberanian besar.
Berani duduk diam tanpa merasa tertinggal. Berani menjadi manusia yang tidak sempurna, tapi utuh. Berani berkata: "Aku di sini. Aku masih merasa. Dan itu cukup."
Karena mungkin, di tengah dunia yang terus mendorong kita untuk jadi lebih...yang paling kita butuhkan adalah ruang untuk cukup.
Mari mulai hari ini. Sediakan satu ruang kecil untuk jeda.
Mungkin lima menit untuk memandangi langit.
Mungkin secangkir teh tanpa distraksi.
Mungkin satu halaman buku.
Atau sekadar satu tarikan napas panjang sambil berkata dalam hati: "Aku masih di sini. Dan itu cukup."
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI