Jadi, jika suatu hari kau melihat seorang teman diam, matanya sembab, jangan buru-buru berkata, “Ayo semangat!” Duduklah di sampingnya. Diamlah bersama sebentar.
Kadang, diam itulah yang lebih menyembuhkan daripada semua kata positif yang kita hafal dan ucapkan.
Untuk para guru di luar sana—termasuk aku sendiri—mungkin kita tak perlu jadi pahlawan yang selalu punya solusi. Cukup jadi manusia yang hadir utuh, yang tak takut akan sunyi, yang tak terburu-buru mengisi ruang dengan semangat palsu.
Karena dari keheningan itulah, ruang untuk sembuh perlahan-lahan bisa tumbuh.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI