Mohon tunggu...
EVRIDUS MANGUNG
EVRIDUS MANGUNG Mohon Tunggu... GURU - PENCARI MAKNA

Berjalan terus karena masih diijinkan untuk hidup. Sambil mengambil makna dari setiap cerita. Bisikkan padaku bila ada kata yang salah dalam perjalanan ini. Tetapi adakah kata yang salah? Ataukah pikiran kita yang membuat kata jadi serba salah?

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Efek 'Toxic Positivity' di Kelas: Saat Memaksa Tenang Justru Bikin Gaduh

2 Juni 2025   11:02 Diperbarui: 2 Juni 2025   11:02 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesedihan siswa di ruang kelas sering kali tidak terlihat—terutama saat kita terlalu cepat menyimpulkan bahwa semua baik-baik saja. (Pexels)

Kita bisa mulai dari hal-hal sederhana:

  • Saat murid bilang, "Saya sedih," kita tidak buru-buru bilang, "Jangan sedih."

  • Saat mereka kecewa, kita tidak langsung memotong dengan, "Masih banyak yang lebih susah dari kamu."

  • Saat mereka takut, kita tidak memaksa mereka terlihat berani.

Cukup dengan, "Aku dengar kamu. Aku paham itu berat."

Empati tidak selalu harus datang dalam bentuk solusi. Kadang cukup menjadi tempat sandaran.

Kita Tidak Harus Selalu Positif, Tapi Harus Selalu Manusiawi

Ada kalanya kelas harus sunyi sejenak. Bukan karena tak ada pelajaran, tapi karena ada sesuatu yang sedang diproses dalam diam — luka, kebingungan, atau rasa yang belum menemukan kata.

Sebagai guru, orang tua, atau teman sekelas, kita sering lupa bahwa menjadi pendengar itu jauh lebih sulit daripada memberi nasihat. Tapi justru di situlah letak kekuatan sesungguhnya: keberanian untuk hadir tanpa harus cepat-cepat menyelesaikan.

Toxic positivity bukan sekadar kata-kata manis yang dipaksakan. Ia adalah cermin dari ketidaksabaran kita menghadapi emosi yang bergejolak pada orang lain. Dan lebih dari itu, mungkin ia mencerminkan ketakutan kita sendiri akan perasaan yang tidak nyaman, yang ingin kita hindari.

Penutup: Ada Sunyi yang Harus Didengar

Aku sering berpikir, betapa rumitnya manusia modern ini. Kita punya kata-kata untuk segala hal, tapi tidak selalu tahu kapan harus diam. Kita punya motivasi melimpah, tapi jarang sekali diiringi dengan kepekaan yang tulus.

Kelas bukan panggung motivator. Kelas adalah ruang hidup—tempat manusia bertumbuh, lengkap dengan luka, tawa, dan keheningan yang silih berganti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun