Matahari belum separuh jalan
Ada suara membisik
"Pergilah, sudah panas di luar!
Ruangan ini masih seperti kemarin"
Aku tahu rayuan mautmu
Mendesak aku pergi
Menelantarkan setumpuk pekerjaan di meja seperti yatim piatu
Lantas mengajak bercumbu dengan kenikmatan sesaat di luar
"Masih ada esok" katamu
"Ya, aku akui itu" jawabku
Hari kemarin, hari ini dan esok sama
Matahari terbit di pagi hari
Dan tenggelam di sore hari
Selalu ada siang dan Malam
Kepada pembisik aku katakan:
"Tetaplah di sini. Belum tiba waktunya.
Mari, kita berjuang membedakan hari  ini dan kemarin
Dengan tanda  karya
Menyisipkan cinta pada pekerjaan
Menyongsong harapan akan kegembiraan di esok hari".