Mohon tunggu...
EVRIDUS MANGUNG
EVRIDUS MANGUNG Mohon Tunggu... Lainnya - Pencari Makna

Berjalan terus karena masih diijinkan untuk hidup. Sambil mengambil makna dari setiap cerita. Bisikkan padaku bila ada kata yang salah dalam perjalanan ini. Tetapi adakah kata yang salah? Ataukah pikiran kita yang membuat kata jadi serba salah?

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tangan Ibu

27 Januari 2023   16:24 Diperbarui: 27 Januari 2023   16:55 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam hening sepiku. Di ruangan bersegi empat tertutup ini, aku hadir dalam potret kenangan lama. Menghadirkan tangan kasih seluas alam semesta.

Dalam hening, aku tahu tangan keriput itu telah menenun kasih tak terhitung. Tangan penuh cinta yang telah memberi makan sejuta kali atau mungkin dalam jumlah tak berhingga jika saja aku selalu berada di sampingnya.

Di dalam ruangan tertutup ini, telah mengantar aku kepada tangan yang telah berulangkali membelai kepalaku di saat aku hendak tidur. Tangan yang telah memberi dekapan cinta.

Kenangan ini sangat nyata. Bukan hanya sekedar cerita pemanis waktu. Tentang tangan nyata yang merangkul erat pada tubuhnya ketika sedih melilit jiwa ini. Atau tangan tanpa sedikitpun rasa jijik ketika membersihkan diri ini dari sisa-sisa kotoran di saat membuang air besar.

Aku tahu dengan pasti dan ini adalah sebuah kebenaran lain yang terungkap dalam heningnya waktu. Di bawah matahari yang membakar, tangan ini dengan cekatan membersihkan rerumput di kebun dan sawah demi makanan kepada diri ini.

Teruntuk tangan ini, aku tak bisa bisa membalas semua tenunan kasihnya. Hanya terima kasih diucapkan. Sayang, hanya sebagian doa untuk tangan ini, sebab doa-doa hanya mementingkan diri.

Dalam ruang bersegi tertutup, ada tanya yang menggelitik. Apakah tangan ini bisa membalas kebaikan tangan itu. Dan apakah tanganku sekarang ini sudah seperti tangan ibu yang selalu hangat dengan kasih dan senantiasa memberi kebaikan?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun