Mohon tunggu...
Evi Untari
Evi Untari Mohon Tunggu... Penulis - Ibu rumah tangga

Seorang ibu rumah tangga "biasa" yang saat ini sedang menikmati tugas "luar biasa" mengurus tiga anak. Bukan seorang penulis handal, hanya suka menulis untuk menjaga kewarasan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lelaki dari Kegelapan

23 Mei 2024   18:46 Diperbarui: 23 Mei 2024   19:03 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tubuhku tiba-tiba terasa ringan seperti kapas. Aku melayang! Beneran melayang! Kepalaku berdenyut merasakan sensasi aneh pada tubuhku.

Aku panik mencari pegangan, tapi yang kutemukan justru hal yang lebih membuatku terkesima, lebih tepatnya membuatku ngeri.

Aku melihat tubuhku sendiri sedang terkulai penuh darah di jalanan. Aku dikelilingi orang-orang yang tak ku kenal dan di antara mereka terdengar teriakan-teriakan meminta tolong.

Ambulance datang. Beberapa petugas mendorong stretcher dan mendekat ke arahku.

Aku melihat dengan jelas bagaimana mereka dengan cekatannya memberikan pertolongan kepadaku sampai akhirnya tubuhku di angkat masuk ke dalam ambulance.

Pintu ambulance tertutup. Sirine meraung-raung menembus jalanan kota yang lumayan dipadati kendaraan karena saat itu berbarengan dengan jam pulang kerja.


Otakku berpikir untuk mengikuti kemana ambulance itu pergi dan secara ajaib aku seperti merasakan angin menyeret tubuhku.

Aku jelas-jelas merasakan tubuhku ringan melayang di udara. Kakiku sama sekali tidak bergerak, hanya menggantung di udara, bermain bersama angin menyusuri jalanan kota, mengikuti ambulance.

Sepanjang perjalanan, aku semakin yakin kalau aku sudah mati. Rohku kini sudah terlepas dari tubuhku. Tapi aku tidak ingat apa yang terjadi. Sama sekali.

"Ternyata begini rasanya mati. Seperti mimpi namun lebih terasa damai dan tenang ..."

***
Aku mengamati para dokter bekerja. Tubuhku dipasangi alat-alat medis yang sama sekali tak ku pahami fungsinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun