Mohon tunggu...
Eva Widya Arlini
Eva Widya Arlini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Analisis Struktur Fisik dan Batin Puisi Sujud Karya Mustofa Bisri

11 Juni 2023   14:47 Diperbarui: 11 Juni 2023   15:27 3151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Puisi merupakan sebuah karya sastra yang diciptakan penyair melalui imajinasi melalui kata-kata indah yang mempunyai makna. Puisi sebagai suatu bentuk karya sastra yang terdiri atas dua unsur pokok yang memiliki keterkaitan yang erat satu dengan yang lainnya dan membentuk totalitas makna yang utuh. Struktur fisik puisi terdiri dari atas diksi, gaya bahasa atau majas, rima, imaji dan tipografi. Sedangkan struktur batin terdiri dari tema, nada dan amanat. Di masa sekarang ini telah banyak sekali puisi-puisi yang diciptakan oleh penyair Indonesia, salah satunya adalah K.H Mustofa Bisri. K.H Mustofa Bisri atau dikenal dengan Gus Mus merupakan Kyai, penyair, pelukis, novelis, budayawan dan cendikiawan muslim. Beliau telah melahirkan ratusan sajak seperti puisi Di Negeri Amplop, Guruku, Puisi Balsem dari Tunisia, dan masih banyak lagi. Berikut merupakan puisi “Sujud” karya Mustofa Bisri.

SUJUD

Bagaimana kau hendak bersujud pasrah

sedang wajahmu yang bersih sumringah


keningmu yang mulia

dan indah begitu pongah

minta sajadah

agar tak menyentuh tanah.

Apakah kau melihatnya

seperti iblis saat menolak menyembah bapakmu

dengan congkak,

tanah hanya patut diinjak,

tempat kencing dan berak

membuang ludah dan dahak

atau paling jauh hanya jadi lahan

pemanjaan nafsu

serakah dan tamak.

Apakah kau lupa

bahwa tanah adalah bapak

dari mana ibumu dilahirkan,

tanah adalah ibu yang menyusuimu

dan memberi makan

tanah adalah kawan yang memelukmu

dalam kesendirian

dalam perjalanan panjang

menuju keabadian.

Singkirkan saja

sajadah mahalmu

ratakan keningmu,

ratakan heningmu,

tanahkan wajahmu,

pasrahkan jiwamu,

biarlah rahmat agung

Allah membelai

dan terbanglah kekasih

Unsur Fisik

Unsur fisik puisi merupakan sebuah unsur pembangun puisi yang memiliki sifat fisik atau terlihat pada bentuk susunan kata-katanya. Unsur fisik puisi terdiri dari :

a. Diksi

Diksi  merupakan  pilihan  kata  yang  diciptakan pengarang  untuk menambah kepuistisan serta nilai estetik dalam puisi. Pada puisi Sujud karya Mustofa Bisri diatas banyak menggunakan diksi sederhana. Namun juga terdapat beberapa diksi yang jarang digunakan seperti pada bait yaitu kata “pongah” kata tersebut dapat diartikan sebagai sifat seseorang yang sangat sombong dan angkuh. Kemudian pada bait kedua terdapat kata “congkak” yaitu sifat seseorang yang merasa dan bertindak dengan memperlihatkan diri sangat mulia.


b. Gaya Bahasa/Majas

Gaya Bahasa atau majas merupakan sebuah ciri khas dari suatu puisi serta unsur yang dapat memperkuat serta memperdalam makna dan keindahan kata dalam puisi. Gaya Bahasa atau majas dalam puisi diatas termasuk ke dalam sindiran. Pada bait pertama penulis mengungkapkan “Bagaimana kau hendak bersujud pasrah, sedang wajahmu yang bersih sumringah”. Ibadah merupakan suatu cara mendekatkan diri kepada sang pencipta. Dalam beribadah kita harus khusyu’ dan jangan bermain-main agar mendapat berkah dari Tuhan.

c. Rima

Rima  merupakan  pengulangan  bunyi yang dapat menimbulkan kemerduan terhadap  makna  nada  dan  suasana  puisi. Rima dalam puisi Sujud pada bait pertama lebih banyak menggunakan kata berakhiran h seperti pasrah, sumringah, sajadah. Pada bait kedua banyak kata berakiran k seperti congkak, diinjak, berak. Kemudian bait ketiga cenderung menggunakan kata berakhiran n seperti dilahirkan, makan, kesendirian. Bait terakhir banyak mengandung kata berakhiran u seperti mahalmu, keningmu, heningmu.

d. Imaji

Pengimajian adalah suatu kata atau kelompok kata yang dapat dirasakan dengan panca indera manusia. Puisi Sujud diatas menggunakan imaji perasaan dan penglihatan. Pada bait pertama “Bagaimana kau hendak bersujud pasrah, sedang wajahmu yang bersih sumringah” penulis seolah-olah mengajak pembaca untuk turut merasakan perasaannya ketika melihat seseorang yang sujud namun tidak sungguh-sungguh. Pengimajian pada indra penglihatan terdapat pada bait kedua “Apakah kau melihatnya” penulis mencoba mengajak pembaca untuk membayangkan melihat apabila terjadi sesuatu.

e. Tipografi

Tipografi pada puisi Sujud karya Mustofa Bisri menggunakan format penulisan dengan rata kiri. Penulisan huruf kapital hanya digunakan pada Awal kata baris pertama dan sebutan pada Allah pada bait keempat baris delapan.

Unsur Batin

Unsur batin puisi adalah unsur yang pembangun puisi yang tidak nampak langsung dalam penulisan kata-katanya. Unsur-unsur batin dalam puisi terdiri atas :

a. Tema

Tema  adalah  suatu  gagasan/ide  dari  suatu  pengarang  untuk  sebuah karya. Tema pada puisi Sujud diatas berkaitan dengan kereligiusan yang mengandung unsur agama dan kepercayaan. Dari judul puisi tersebut sudah dapat kita ketahui bahwa sujud merupakan salah satu bagian dari sholat dalam Islam.

b. Rasa

Rasa atau perasaan adalah sikap pengarang terhadap inti permasalahan yang yang berada dalam puisinya. Dalam puisi Sujud diatas pengarang mencoba mengungkapkan perasaannya yaitu dengan mengingatkan kepada pembaca agar ibadah dengan tenang agar mendapatkan rahmat agung dari Allah seperti halnya pada bait terakhir baris keenam, tujuh dan delapan “pasrahkan jiwamu, biarlah rahmat agung, Allah membelai”.

c. Nada

Nada   merupaka   sikap   yang   ditunjukkan   oleh pengarang   terhadap pembaca  atau  penikmat  karya  sastra  tersebut. Penulis menggunakan nada marah dalam puisi tersebut. Penulis merasa marah seolah-olah sekarang ini banyak orang beribadah dan dalam sujudnya terburu-buru dan tidak khusyuk.

d. Amanat

Ibadah merupakan sebuah kegiatan menghadap Tuhan untuk menjalankan perintah dan kewajibannya sebagai hambanya. Kita harus bersunngguh-sungguh dalam ibadah dan jangan terburu-buru dalam menjalankannya agar ibadah kita diterima dan mendapatkan rahmat agung dari Allah.

Referensi

Awalludin, A., Agustina, A., & Inawati, I. (2022). Struktur Batin Puisi dalam Kumpulan Puisi Yang Tersisih Karya Wiji Thukul. Lentera Pedagogi, 5(2), 88-93.

Ginanjar, D., Kurnia, F., & Nofianty, N. (2019). Analisis Struktur Batin Dan Struktur Fisik Pada Puisi “Ibu” Karya D. Zawawi Imron. Parole: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 1(5), 721-726.

Muntazir, M. (2017). Struktur Fisik dan Struktur Batin Pada Puisi Tuhan, Aku Cinta Padamu Karya WS Rendra. Jurnal Pesona, 3(2).

Putri, F., & Wilyanti, L. S. (2022). Analisis Struktur Fisik dan Batin Puisi “Mengheningkan Cipta” Karya Norman Adi Satria. Aksara: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 6(2), 217-223.

Simbolon, N., Suryani, I., & Izar, J. (2023). Analisis Struktur Fisik dan Batin Pada Puisi “Membenci Tuhan Dan Aliran Pedang” Karya Gus Ubab. Kalistra: Kajian Linguistik dan Sastra, 1(3), 343-353.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun