Sebagian orang mungkin ragu-ragu untuk menulis karena ada ketakutan akan penerimaan publik atas tulisan kita. Kang Pepih mengingatkan kembali bahwa ketakutan itu tak beralasan karena belum terjadi (jangan kalah sebelum bertanding). Apa yang kita pikirkan & kita rasakan dalam diri adalah bahan tulisan. Yang kita pikirkan adalah opini, rasa adalah puisi. Keinginan & ketakutan dalam menulis sayangnya bersatu dalam diri. Patokannya asalkan tulisan kita bermanfaat untuk orang lain (pembaca). Jangan takut dibully, kalau tulisan kita memang bermanfaat, sudah dapat pahala plus berkurang dosa kalau dibully juga. Kata-kata bisa dipersempit maknanya (tergantung kesepakatan bahasa tadi). Tugas kita justru jangan menghindar, tetapi diskusikan dan sampaikan penjelasan (pengetahuan).
Tips buat yang masih suka bingung menulis
Ada yang masih suka bingung seperti ini kayak saya? :)
Sudah punya niat menulis, namun bingung mau menulis apa? => Ambil pendekatan dalam menulis.
Sesudah di depan komputer: judul dulu atau isi dulu? => Tulis saja dulu. Jangan sampai bengong 30 menit cuma mikirin judul, atau nulis 1 kalimat, bolak-balik baca dari awal, ngecek EYD, dll. Bingung nerusin => tak usah mikirin alinea dulu. Baru ketika dirasa tak ada lagi yang akan dituliskan, barulah tulis ulang (edit tulisan).
Ingat saja, kalau kita bisa ngomong, itu berarti kita bisa menulis.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H