Mohon tunggu...
Saepudin Zuhri
Saepudin Zuhri Mohon Tunggu... Guru - Seorang pendidik

Belajar mendidik diri

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Sholeh

28 April 2020   16:22 Diperbarui: 28 April 2020   16:27 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Meja makan tua yang kecil dan tidak terlalu kokoh itu. Kini menjadi meja belajar Cepi selama di rumah. Di ruang tengah itu juga, Sholeh duduk lesehan sambil memperhatikan laptop jadulnya, ia  mencoba berjualan online setelah dirumahkan dari kerjanya sebagai kepala toko di mall terkenal di Bogor.

Rumah mungil nan bersih itu kini menjadi ramai dengan hangatnya persaudaraan, terutama setelah Sholeh mager di rumah. Keluarga yang memang terdiri dari Ibu, Bapak dan dua anak itu, menjadi  mudah terhubung. Walau si bungsu Cepi, lebih intim dengan smartphone yang begitu lengket ditangannya. Sesekali Sholeh menggoda adiknya yang usia SMA itu, dengan candanya yang selalu berakhir dengan tawa lepas seluruh penghuni rumah.

Ibunda mereka, adalah ibu rumah tangga, yang sesekali berjualan gorengan dengan menitipkannya di warung depan. Sedangkan ayahnya, berprofesi ojek online yang kini lebih sering menjadi ojek offline karena mengantar bantuan untuk disalurkan kepada yang membutuhkan.

Kehidupan mereka yang sederhana, menjadi semakin sederhana, saat PSBB mulai diterapkan. Namun mereka cukup beruntung, si sulung Sholeh, masih memiliki tabungan untuk melanjutkan hidup mereka sekitar empat atau lima bulanan walau dengan keterbatasan. Tabungan yang semula disiapkan sebagai biaya untuk pernikahannya nanti.

Semula orangtuanya melarang tabungan itu digunakan. Biarlah masalah rumah tangga menjadi tanggungjawab mereka berdua. Tapi Sholeh memaksa, lagi pula saat ini ayah dan ibunya tidak mudah untuk mengais rezeki seperti dulu.

"Ijinkan Sholeh berbakti walau sedikit!" Sholeh memohon pada ibunya

"Tapi itu bukannya untuk nikahan kamu Leh!"

"Ngga apa apa Bu, lagi pula calonnya belum ada hi..!"

"Jomblo ni ye..!" tiba-tiba adiknya memotong

"Tapi jomblo high quality Cep!" Sholeh cepat menimpali.

"Kamu ini Cep, Ibu lagi ngobrol serius sama kakakmu malah di potong!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun