Hidup di dunia terkadang di atas meraih kesuksesan tetapi juga terkadang di bawah mendapatkan kegagalan, bagai roda-roda yang berputar. Manusia diciptakan Allah SWT dengan sangat sempurna, memiliki akal untuk berpikir dan untuk menimbang segala hal yang baik maupun hal yang buruk.
Sifat positif manusia dan sifat negatif manusia didorong oleh situasi dan keadaan, ketika situasi dan keadaan manusia membaik maka sifat-sifat positif tersebut akan muncul dan menumbuhkan energi yang positif pula, sebaliknya jika situasi dan keadaan memburuk maka sifat-sifat negatif tersebut akan timbul dan menumbuhkan energi yang negatif.
Dalam hal pergaulan, manusia dituntut untuk selalu berbuat baik, seperti melakukan kebajikan dengan saling tolong menolong. Namun pergaulan juga dapat membawa dampak yang buruk, tergantung dengan siapa manusia tersebut bergaul. Ibaratnya jika manusia baik bergaul dengan manusia baik-baik maka akan menjadi manusia yang baik, pun jika manusia tidak baik bergaul dengan manusia yang tidak baik-baik maka akan jadi manusia yang tidak baik.
Teori tersebut di atas bisa jadi benar dan sesuai namun bisa jadi juga salah dan tidak sesuai, kembali lagi dari mana kita menilai dan melihat sudut pandangnya. Sebagai pengalaman dapat saya ceritakan seperti ini, dahulu saya bergaul dengan orang yang alim kemudian saya terpengaruh dan rajin beribadah, namun apakah saya bisa dikatakan sudah menjadi orang alim?, pun saat saya bergaul dengan pemabuk kemudian saya terpengaruh sehingga hampir setiap malam saya mabuk dengan minuman keras, lalu apakah saya dapat dikatakan sebagai orang buruk?.
Allah SWT menurunkan hidayah-Nya setiap detik kepada siapapun, untuk kembali melakukan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Jika kebaikan-kebaikan yang dilakukan seseorang kemudian menjadikan dirinya sombong dan takabur karena merasa dirinya sudah menjadi orang baik, sesungguhnya orang tersebut sedang menunjukkan bahwa dirinya adalah orang yang tidak baik, jika keburukan-keburukan yang dilakukan seseorang kemudian menjadikan dirinya penuh dengan penyesalan dan niat bertaubat karena keburukannya, sesungguhnya orang tersebut menunjukkan bahwa dirinya adalah orang yang sedang berproses untuk menjadi orang baik.
Pintu taubat selalu terbuka untuk siapapun yang ingin kembali ke jalan Allah SWT. Iman manusia ada kalanya sedang naik namun ada kalanya sedang turun, menjaga konsistensi untuk dapat selalu beribadah sesungguhnya amatlah berat, penuh ujian dan cobaan. Sebagai mahluk hidup yang diberi akal, sudah selayaknya kita dapat berpikir bahwa hidup di dunia hanyalah sementara, hidup di dunia ibarat sekolah, ada saatnya kita diuji untuk bisa melalui ujian-ujian dengan baik dan mendapatkan nilai-nilai kebaikan di hadapan Allah SWT, tentunya dengan keikhlasan menjalankan semua yang diperintahkan-Nya.
Ingat, jangan pernah lelah untuk memperbaiki diri. Selalu dekat dengan Allah SWT adalah cara untuk bisa keluar dari setiap permasalahan dan keburukan-keburukan dalam hidup. Sesungguhnya Allah memberikan hikmah kepada siapapun yang Dia kehendaki, siapa yang telah diberi hikmah maka dia telah diberi kebaikan yang banyak oleh Allah SWT. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang mempunyai akal sehat.
*sebuah catatan untuk mengingatkan kepada diri sendiri
Baca juga:
- Kisah Nyata | Rindu di Dalam Kalbu (1)
- Kisah Nyata | Rindu di Dalam Kalbu (2-Habis)
