Mohon tunggu...
Esti Maryanti Ipaenim
Esti Maryanti Ipaenim Mohon Tunggu... Jurnalis - Broadcaster, seorang ibu bekerja yang suka baca, nulis dan ngonten

Menulis gaya hidup dan humaniora dengan topik favorit; buku, literasi, seputar neurosains dan pelatihan kognitif, serta parenting.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Pendiri Facebook Berkoar tentang Wasit Kebenaran

30 Mei 2020   02:00 Diperbarui: 30 Mei 2020   02:11 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mark Zuckerberg (Sumber : newyorker.com)

Dalam sebuah wawancara dengan saluran Fox News, Mark Zuckerberg, pemimpin raksasa media sosial Facebook, menyinggung lawan beratnya, Twitter karena melakukan fact check atau pemeriksaan fakta pada kicauan Presiden Trump di akun Twitter pribadinya. Zuckerberg menilai bahwa perusahaan swasta tidak seharusnya menjadi 'the arbiter of truth' wasit atau penentu kebenaran.

"Kami memiliki kebijakan yang berbeda dari Twitter," kata Zuckerberg dalam segmen The Daily Briefing yang tayang pada hari Kamis (28/5).

"Saya sangat percaya bahwa Facebook seharusnya tidak menjadi wasit kebenaran atas semua yang dikatakan orang secara online" tambahnya.

"Perusahaan swasta mungkin tidak boleh, terutama perusahaan platform ini, tidak boleh dalam posisi melakukan itu."

Zuckerberg membuat komentar tersebut setelah Presiden Trump memperingatkan raksasa media sosial bahwa pemerintah federal dapat "sangat mengatur" atau "menutupnya" jika mereka terus "membungkam suara-suara konservatif."

Wawancara  Online Mark Zuckerberg di The Daily Briefing (Sumber: Foxnews.com)
Wawancara  Online Mark Zuckerberg di The Daily Briefing (Sumber: Foxnews.com)

Pendiri facebook itu bersikap seolah bisa memaklumi ancaman Trump tersebut. Bahwa  sensor pemerintah mungkin dilakukan karena khawatir fact check media sosial dilakukan dengan tidak tepat.

Pernyataan Zuckerberg sontak mendapatkan respon dari banyak pihak. Pasalnya sikap Facebook terhadap polarisasi berita yang berkembang dalam kanal media sosialnya sudah diketahui cenderung longgar. Bahkan banyak yang menuding sejak awal Facebook memang tidak terlihat serius dalam memeriksa fakta apapun yang diposting oleh penggunanya.

Facebook telah menghadapi kritik di masa lalu karena gagal menangani konten kontroversial di platform, tetapi tampaknya Zuckerberg tidak memiliki rencana untuk mengubah kebijakan perusahaan.

Memang tidak bisa dipungkiri bahwa fleksibilitas sebuah media sosial menjadi daya tarik bagi pengguna untuk mengekspresikan pendapatnya. Semakin banyak dan berkembang ide dan pendapat-pendapat tersebut, maka semakin banyak kemungkinan pendapatan yang diperoleh perusahaan. Namun tentu saja ini membuat hoaks pun merajalela.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun