Mohon tunggu...
Erwindya Adistiana
Erwindya Adistiana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Learning by Experience

Penulis pemula yang tertarik pada hal-hal seperti sejarah, militer, politik dan yang lain-lannya

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Gerald Ford: Presiden Amerika Serikat yang Tidak Pernah Terpilih sebagai Presiden maupun Wakil Presiden

29 November 2021   11:37 Diperbarui: 11 April 2022   11:48 843
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Amerika Serikat Gerald Ford di Ruang Oval, White House | Sumber Gambar: fordlibrarymuseum


Awal Karir Politik

Pamfelt Kampanye Gerald Ford, ketika Ford maju sebagai Anggota Kongress untuk distrik ke-5 Michigan | Sumber Gambar: Ford Library
Pamfelt Kampanye Gerald Ford, ketika Ford maju sebagai Anggota Kongress untuk distrik ke-5 Michigan | Sumber Gambar: Ford Library

Pada tahun 1948 beberapa rekan Ford di Partai Republik mendesak Ford untuk maju pada pemilihan Kongress untuk distrik ke-5 Michigan melawan anggota Kongress distrik ke-5 Michigan petahan Bartel J. Jonkman. 

Ford yang pada awalnya ragu dan enggan untuk maju dalam ajang pemilihan anggota kongress, pada akhirnya memutuskan untuk maju menantang Jonkman pada pemilu tahun 1948, di mana distrik ke-5 Michigan menjadi salah satu wilayah yang juga mengadakan pemilihan untuk anggota kongress.

 Ford yang awalnya ragu dan enggan untuk maju pada pemilihan anggota kongress karena usianya yang masih belia, yakni 35 tahun dibandingkan lawannya Jonkman yang sudah sangat senior, pada akhirnya memenangkan kursi anggota kongress untuk distrik ke-5 Michigan pada pemilu tahun 1948 dan mulai menjabat sebagai anggota kongress perwakilan distrik ke-5 Michingan pada Januari 1949.

Pada saat menjabat sebagai Anggota Kongress, Ford sangat aktif dalam mendukung undang-undang hak sipil dan mendukung pengesahan undang-undang hak sipil tahun 1957, 1960 dan 1964. Ford juga mendukung undang-undang hak pemilu untuk seluruh tahun 1965, yang menghapus pelarangan dan diskriminatif dalam pemilihan umum. Pada November 1963 Ford juga ditunjuk oleh Presiden Lyndon Baines Johnson untuk menjadi anggota "Warren Commission" yaitu sebuah komisi yang dibentuk untuk menyelidiki pembunuhan Presiden Amerika Serikat ke-35 John F. Kennedy, yang tewas terbunuh oleh penembak jitu Lee Harvey Oswald pada 22 November 1963 pada saat berkunjung ke kota Dallas, Texas. Tugas Ford pada Komisi Warren adalah untuk mempersiapkan dan mencari informasi lebih dalam mengenai sang penembak jitu yang menewaskan President Kennedy, Lee Harvey Oswald yang juga tewas ditembak dua hari setelah ia membunuh Kennedy di tangan seorang pengusaha klub malam Jack Ruby. Ford bahkan menemui dan mewawancarai Ruby di penjara tempat Ruby ditahan.

Gerald Ford bersama sesama Anggota Kongress, Donald Rumsfeld, dari Distrik ke-13 Illinois | Sumber Gambar: Ford Library
Gerald Ford bersama sesama Anggota Kongress, Donald Rumsfeld, dari Distrik ke-13 Illinois | Sumber Gambar: Ford Library

Pada tahun 1964 pemilihan umum kembali diadakan di Amerika Serikat. Sayang-nya pemilu kali ini membawa hasil yang sangat tidak baik untuk Partai Republik. Tidak hanya kandidat Presiden dari Partai Republik Barry Goldwater kalah oleh Presiden Petahana Lyndon B. Johnson yang merupakan Wakil Presiden Kennedy dan menggantikan Kennedy sebagai Presiden setelah Kennedy tewas. Partai Republik juga kehilangan banyak kursi di Kongress, yakni kehilangan 36 kursi di Kongress dan alih-alih berusaha merebut posisi mayoritas di Senat AS, Partai Republik malah kehilangan dua kursi di Senat. Akibatnya membuat posisi Partai Republik justru terpuruk, sehingga menyebabkan beberapa anggota kongress Partai Republik mengusulkan agar ada perubahaan kepemimpinan di kubu Partai Republik terutama di Kongress untuk mengganti pemimpin kubu Partai Republik di Kongress, Charles A. Halleck. Beberapa anggota kongress ini membentuk kelompok yang nantinya disebut sebagai "The Young Turks" karena terdiri dari anggota-anggota kongress Partai Republik yang masih tergolong muda dan bertugas mencari kandidat untuk menjadi pemimpin baru kubu Partai Republik. Salah satu anggota dari "The Young Turks" ini adalah Donald Rumsfeld yang merupakan anggota kongress Partai Republik dari distrik ke-13 negara bagian Illinois. Rumsfeld juga merupakan salah satu anggota kongress yang mengusulkan dan mendorong Gerald Ford untuk maju sebagai kandidat untuk kursi kepemimpinan kubu Partai Republik di Kongress AS, dengan alasan bahwa Ford dapat menyeimbangkan posisi Partai Republik dengan beberapa kebijakan-kebijakan hak sipil untuk kaum minoritas yang mana pada waktu itu menjadi alasan yang sangat penting, mengingat Ford dan juga Rumsfeld adalah pendukung undang-undang Hak Sipil untuk kaum minoritas.

Atas dorongan Rumsfeld, Ford pada akhirnya setuju untuk maju sebagai kandidat dalam pemilihan pimpinan kubu partai Republik di Kongress. Ford pada akhirnya terpilih sebagai pimpinan kubu partai Republik di Kongress pada tahun 1965, berkat dorongan dari para "The Young Turks" terutama Donald Rumsfeld yang pada akhirnya menjalin hubungan dekat dengan Ford selama di Kongress. Rumsfeld pula-lah yang melobi para anggota kongress dari kubu Partai Republik untuk memilih Ford sebagai pimpinan Republik di Kongress.


Wakil Presiden Amerika Serikat 

Ford bersama Presiden Richard Nixon dan Henry Kissinger dan Alexander Haig, di Ruang oval White House | Sumber Gambar: Naragetarchive
Ford bersama Presiden Richard Nixon dan Henry Kissinger dan Alexander Haig, di Ruang oval White House | Sumber Gambar: Naragetarchive

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun