Mohon tunggu...
Erwindya Adistiana
Erwindya Adistiana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Learning by Experience

Penulis pemula yang tertarik pada hal-hal seperti sejarah, militer, politik dan yang lain-lannya

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Gerald Ford: Presiden Amerika Serikat yang Tidak Pernah Terpilih sebagai Presiden maupun Wakil Presiden

29 November 2021   11:37 Diperbarui: 11 April 2022   11:48 843
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Amerika Serikat Gerald Ford di Ruang Oval, White House | Sumber Gambar: fordlibrarymuseum

Gerald Ford ketika diambil sumpahnya sebagai Presiden Amerika Serikat  pada 9 Agustus 1974 : Sumber Gambar: Ford Library
Gerald Ford ketika diambil sumpahnya sebagai Presiden Amerika Serikat  pada 9 Agustus 1974 : Sumber Gambar: Ford Library

Pada 8 Agustus tahun 1974, Richard Nixon secara resmi mengumumkan bahwa dirinya akan mundur dari kursi kepresidenan AS dan pada siang hari berikutnya 9 Agustus 1974, Nixon resmi mundur dari kursi kepresidenan Amerika Serikat dan menjadi Presiden Amerika pertama dalam sejarah yang mundur dari kursi keprsidenan. Tidak lama setelah Nixon mundur sebagai Presiden Amerika Serikat, Ford pun dilantik menjadi Presiden Amerika Serikat dan secara resmi menggantikan Nixon sebagai Presiden Amerika Serikat yang ke-38. Haig disebut-sebut banyak memiliki peran dalam membawa Ford ke kursi kepresidenan Amerika Serikat, salah satunya perannya dalam membujuk Nixon agar mundur dari kursi kepresidenan Amerika Serikat sebelum dimakzulkan.

Jenderal Alexander Haig dan Donald Rumsfeld, dua figur yang memiliki peran penting dalam  karir politik Ford | Sumber Gambar: Getty Images
Jenderal Alexander Haig dan Donald Rumsfeld, dua figur yang memiliki peran penting dalam  karir politik Ford | Sumber Gambar: Getty Images

Ketika Ford menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat, Rumsfeld orang yang telah berjasa dalam membawa Ford pada kursi kepemimpinan partai Republik di Kongress AS, dan yang pada waktu masa Kepresidenan Nixon ditunjuk Nixon untuk menjadi duta besar Amerika Serikat untuk Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau North Atlantic Treaty Organization pada akhirnya dipanggil kembali oleh Ford ke Amerika Serikat guna membantu Ford dalam masa transisi kepresidenan dari Nixon ke Ford. 

Banyak yang menduga bahwa Rumsfeld memang sengaja ditugaskan oleh Nixon menjadi Duta Besar guna menyingkirkan Rumsfeld yang pada waktu masa Kepresidenan Nixon banyak berselisih dengan orang-orang terdekat Nixon ketika Rumsfeld bekerja sebagai penasihat Nixon. Ketika Ford menjadi Presiden, orang pertama yang Ford ingin-kan untuk menjadi penasihatnya tidak lain adalah Rumsfeld sendiri yang mana sudah banyak berjasa kepada Ford semasa Ford masih menjadi Angota Kongress.

Presiden Ford bersama Donald Rumsfeld yang ditunjuk sebagai Kepala Staff Ford dan Richard Cheney sebgai Deputy Rumsfeld | Sumber Gambar: Ford Library
Presiden Ford bersama Donald Rumsfeld yang ditunjuk sebagai Kepala Staff Ford dan Richard Cheney sebgai Deputy Rumsfeld | Sumber Gambar: Ford Library

Tentu saja tidak lama setelah Ford menjadi Presiden, Ford menunjuk Rumsfeld sebagai ketua transisi kepresidenan Ford. Sebulan setelah Ford menjadi Presiden Amerika Serikat, pada September 1974 Ford menunjuk Rumsfeld untuk menjadi Kepala Staff Kepresidenan Ford atau White House Chief of Staff, menggantikan Jenderal Alexander Haig yang Ford tunjuk untuk menjabat sebagai Panglima pasukan Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau Supreme Allied Commander Europe. Rumsfeld juga membawa anak didiknya yang dulu bekerja bersama Rumsfeld ketika Rumsfeld masih menjadi anggota Kongress, yaitu Richard Bruce Cheney atau yang biasa dikenal sebagai Dick Cheney untuk menjadi Deputi Rumsfeld pada saat Rumsfeld menjabat sebagai Kepala Staff Kepresidenan Ford. Lantas tidak lama pula setelah Ford menjabat sebagai Presiden, yakni sebulan setelah menjabat sebagai Presiden, Ford pada akhirnya memberi Presidential Pardon atau Pengampunan kepada mantan Presiden Richard Nixon dan dengan begitu-pun Nixon dibebas dakwakan dari seluruh tuntutan yang kelak akan menjeratnya atas keterlibatannya pada Skandal Watergate. Ford pun mengaku bahwa pengampunan Nixon itu adalah inisitafnya sendiri dan tidak atas desakan atau dorongan dari siapapun termasuk Jenderal Alexander Haig yang berperan besar dalam mebujuk Nixon untuk mundur dari kursi kepresidenan AS.

Presiden Gerald Ford pada saat rapat Kabinet pertamanya sebagai Presiden, pada 11 Agustus, 1974 | Sumber Gambar: Naragetarchive
Presiden Gerald Ford pada saat rapat Kabinet pertamanya sebagai Presiden, pada 11 Agustus, 1974 | Sumber Gambar: Naragetarchive

Pada masa Kepresidenan Ford, Ford banyak pula dihadapkan oleh masalah-masalah penting baik di luar negeri maupun di dalam negeri. Salah satu masalah terbesar yang dihadapi Ford ketika menjadi Presiden adalah evakuasi besar-besaran warga Amerika dari Vietnam Selatan pada April 1975, di mana pada waktu itu pasukan Vietnam Utara telah mendekati ibukota Vietnam Selatan Saigon. Pada 30 April 1975, Ibukota Vietnam Selatan Saigon pun pada akhirnya jatuh ke tangan pasukan Vietnam Utara dan Perang Vietnam pun pada akhirnya selesai. Tidak hanya itu, Ford juga dihadapkan pada negosiasi dengan Uni Soviet yang dikenal sebagai Dtente yang bertujuan untuk menghentikan perang senjata dan juga perundingan untuk mengurangi senjata-senjata nuklir pada negosiasi yang dikenal sebagai Strategic Arms Limitations Talks. Ford juga memberi dukungan pada Indonesia dalam operasi Indonesia di Timor Timur dan juga menjadi Presiden Amerika Serikat kedua yang mengunjungi Indonesia pada Desember 1975.

Pada akhir tahun 1975 Ford juga melakukan reshuffle pada kabinetnya, di mana beberapa menteri dan pejabat dari era-nixon diganti oleh Ford, seperti Henry Kissinger yang pada waktu itu menjabat sebagai Menteri Luar Negeri namun juga merangkap sebagai Penasihat Keamanan Nasional, digantikan posisi rangkapannya sebagai Penasihat Keamanan Nasional dengan Letnan Jenderal Brent Scowcroft dan juga George H.W. Bush yang pada waktu itu menjabat sebagai Ketua Kantor Penghubung AS untuk Republik Rakyat Tiongkok ditunjuk menjadi Direktur CIA menggantika William Colby. 

Presiden Ford bersama Donald Rumsfeld ketika diambil sumpahnya sebagai Menteri Pertahanan di The Pentagon, November 1975 | Sumber Gambar: Ford Library
Presiden Ford bersama Donald Rumsfeld ketika diambil sumpahnya sebagai Menteri Pertahanan di The Pentagon, November 1975 | Sumber Gambar: Ford Library

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun