Mohon tunggu...
Ervina Susan
Ervina Susan Mohon Tunggu... Lainnya - IRT, penulis dan blogger.

Ibu rumah tangga dengan dua orang anak. Hobi menulis, membaca dan nonton film. Perempuan yang suka banget ama capuccino panas dan aroma hujan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

SMK Negeri Bukan Sekadar Pilihan untuk Mendapatkan Pendidikan Gratis

13 April 2021   21:36 Diperbarui: 13 April 2021   21:55 1246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar gudrilogo.blogspot.com

Pandemi masih berlangsung di seluruh belahan bumi, termasuk Indonesia. Semua kegiatan bergerak lambat namun tetap harus berjalan. Tetap harus semangat sambil mencoba bersahabat dengan keadaan yang masih sulit. Salah satu kegiatan yang harus bergerak saat ini adalah pendaftaran sekolah bagi semua calon siswa dari berbagai tingkatan.

Saya jadi teringat kembali pada kejadian trimester pertama tahun 2019. Saat itu, anak pertama kami harus melanjutkan sekolah ke jenjang menengah atas, setelah lulus dari tingkat menengah pertama dengan hasil ujian yang pas-pasan. 

Si anak bersikukuh ingin melanjutkan ke SMU, tetapi kami sebagai orang tua mencoba mengarahkannya ke SMK. Alasannya, karena di usia anak yang masih remaja rentan terpengaruh segala hal dengan tingkat emosi yang mudah meledak dan condong sok tahu. Selain itu, kami pun melihat kemampuan yang dimilikinya.

Pendekatan seperti apa yang kami lakukan hingga akhirnya anak kami bersedia melanjutkan jenjang pendidikannya di SMK?

  • Menjadi orang tua yang berkuasa

Tujuannya supaya dia paham, kami sebagai orang tua memiliki tanggung jawab penuh untuk kebaikan anak-anaknya.

  • Menjadi konsultan masa depan

Setelah si anak terpaksa menurut, barulah kami melonggarkan sikap kami lebih santai. Kami tidak lagi berperan sebagai orang tua yang terkesan memaksa dan berkuasa. Kami berperan sebagai konsultan masa depannya.

Kuncinya harus sabar dan membuktikan padanya kalau yang kami lakukan adalah yang terbaik baginya. Kami pun melakukan gerakan mencari informasi sebanyak mungkin tentang dunia pendidikan smk.

Kenapa sih anaknya harus melanjutkan ke smk, memang kenapa dengan smu pilihannya?

  • Nilai ujian akhir yang pas-pasan.

Dengan kemampuan akademisnya yang secara umum biasa saja maka dia akan sulit berprestasi di smu kecuali dengan menjadi anak yang rajin belajar dan anak kami bukan yang termasuk rajin belajar.

  • Melihat minat dan bakatnya dari masih anak-anak.

Kami melihat nilai akademisnya yang paling menonjol, yaitu di bidang komputer, bahasa Inggris dan olah raga. Kami pun mengarahkan dia untuk melanjutkan ke smk supaya bakat yang dimilikinya bisa berkembang dan menghasilkan prestasi yang baik.

Tidak cukup hanya dengan mengarahkan pilihan sekolah ke smk. Selama musim pendaftaran sekolah dibuka, setidaknya kami melakukan kunjungan ke 3 smk untuk mendapatkan informasi jurusan yang  sekiranya sesuai dengan bakat anak kami. 

Di luar dugaan, ternyata tahun ajaran 2019, di area DKI Jakarta baru dibuka 10  SMK Negeri baru dengan beberapa jurusan yang masih baru dan masih belum banyak yang tahu tentang jurusan-jurusan disiplin ilmu yang tersedia. Salah satunya adalah SMK N 71 yang memiliki jurusan animasi, jurusan yang masih sangat baru namun sangat menjanjikan bagi alumninya untuk menjadi animator yang belum banyak orang kuasai ilmunya.

Kami sampaikan semua perolehan informasi itu ke anak kami, jangan sampai dia tidak menikmati hari-harinya belajar di smk. Dia pun mulai tertarik dan setuju untuk melanjutkan sekolahnya ke smk.

Kami berharap pihak smk untuk gencar setiap tahunnya mengadakan sosialisasi ke sekolah menengah pertama yang targetnya adalah siswa yang akan lulus di tahun ajaran berjalan. Lakukan presentasi sebaik dan sejelas mungkin mengenai jurusan-jurusan pendidikan yang ada di smk pilihan. Apa saja fasilitas yang diberikan sekolah kepada siswa dan apa saja yang harus dipersiapkan oleh calon siswa yang akan bersekolah di smk pilihan.

Kebanyakan orang tua memilih smk karena anaknya tidak berhasil masuk sekolah pilihan sehingga memilih SMK Negeri. Hal yang mereka pentingkan hanyalah bisa sekolah dan gratis. 

Seandainya orang tua mengerti minat dan bakat si anak, kemungkinan besar dia akan berprestasi dengan baik di smk yang jurusannya sesuai dengan kemampuan. 

Kegiatan sosialisasi tentang dunia smk ke beberapa smp bisa memberikan pencerahan pada calon siswa untuk memilih jurusan sesuai minat dan bakatnya. Bukankah smk bertujuan untuk menetaskan penerus bangsa yang memahami minat dan bakatnya? Itu yang membedakannya dengan sekolah menengah umum.

Saya juga berharap akan ada lebih banyak SMK Negeri dengan jurusan disiplin ilmu seperti tata rias, tata boga dan tata busana. Betapa bermanfaatnya ilmu yang didapat penerus bangsa setelah mereka lulus dari smk. 

Tidak ada salahnya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Namun tentu lebih memungkinkan jika selepas smk memulai usaha dengan keterampilan yang telah didapatkan. 

Misalnya, lulusan smk jurusan tata boga bisa membantu orang tuanya dengan mengembangkan usaha kuliner. Atau lulusan smk jurusan tata rias yang bisa memulai usaha dengan membuka salon kecantikan atau jasa rias pengantin. Bukankah bidang usaha merupakan salah satu bagian dari roda perekonomian?

Apakah melanjutkan pendidikan di smk dapat menjamin masa depan anak semakin cemerlang? Sudah pasti itu doa dan harapan setiap orang tua. SMK Negeri bukanlah pilihan akhir dalam mendapatkan pendidikan yang gratis. Namun merupakan tempat yang memiliki visi dan misi dalam membantu anak bangsa menjadi lebih sukses dan mandiri.

(Ed. Rizky Amallia Eshi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun