Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tumbal Jembatan

11 Januari 2023   20:19 Diperbarui: 11 Januari 2023   20:24 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Suatu siang di tengah waktu istirahat, para pekerja mulai menyingkir. Mereka satu persatu mengambil bungkusan nasi dari daun jati yang sudah disiapkan warga untuk disantapnya.

Mandor Bagja menuju salah satu sisi tiang pancang. Ia ingin memastikan pondasi dan tiang jembatan sudah terpasang aman seraya duduk bersila di dekatnya.

Sebungkus nasi dan lauk pauk ia santap lahap, sesekali didorong dengan air minum. Seorang tukang yang berumur senior dan mahir memainkan benda tajam, bernama Rewang mendatanginya. Ia tangan kanan mandor yang setia. Juga turut menikmati makanan yang dibawanya untuk menemani mandor.

"Satu minggu lagi jembatan selesai, pak,"katanya membuka percakapan.

"Semoga saja tiada halangan."

"Tapi tumbal belum ditanam,"bisik Rewang pelan.

"Memangnya sudah sedia?"

"Sudah."

"Berapa?"

"Satu."

Wajah keduanya tampak tenang sekaligus senang. Mandor mengingatkan agar tumbal dijaga sampai waktunya ditanam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun