"Tidak ada yang minat."
"Kenapa?"
"Kata mereka takut tanggungjawab di akherat."
"Orang itu bagaimana, takut kok pada akherat. Takut itu tidak punya harta. Akherat itu kan gampang, mati dulu baru tahu. Sebelum mati pergi ke tanah suci. Tenang jadinya."
"Setiap orang punya pikiran beda, Pak."
"Orang-orang tolol itu!"
***
Satu tahun lagi akan bebas ia juga tidak menerima pengurangan hukuman. Harapannya untuk ke tanah suci pupus. Semua harta yang dimiliki punah.
Anak, istri, keluarga, dan kerabat tidak lagi simpan uang darinya. Masyarakat di sekitar kerabat dan keluarga juga tidak lagi ramah, malah cendrung memusuhi.
Tanah dan rumah yang dimiliki dari hasil korupsi tidak pernah ada yang mau membeli lagi. Kendaraan tandas. Sampai anak dan istrinya menyewakan lima kamar di rumahnya untuk disewakan guna memenuhi kebutuhan sehari-hari hidupnya. Â Keduanya kini tinggal di hanya satu kamar yang tersisa.
***