Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Keranjang Kue Peninggalan Ibu

11 Agustus 2022   08:40 Diperbarui: 11 Agustus 2022   08:42 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena itulah ia telat, dan  meminta maaf akhirnya. Tampaknya miss Susan sangat terkesan oleh penjual itu.

Lalu kami pun masuk ruang kelas, dan miss Susan sebentar menepi ke arah jendela kaca, dan menunjuk ke arah penjual yang masih ada di muka pagar gedung kursus.

"That's her and cute also!"Kata miss.

Demi melihat ekspresi miss Susan mengucapkan itu, aku penasaran juga. Dari atas terhalang kaca, aku melihat, dan memperhatikan penjual itu.

Ia anak perempuan sebayaku, dan masih sekolah. Ia mengenakan rok panjang abu-abu, dan berkerudung putih.

Tapi lama aku cermati, jaket yang dikenakannya itu sama dengan punyaku. Jaket oleh-oleh tante ketika berlibur dari Barcelona-Spanyol beberapa waktu lalu.

Sepatu itu?Itu juga sama dengan punyaku. Tas ransel yang ada di pundaknya demikian pula. Aku sangat mengenalinya.

Kecuali keranjang tempat kue-kuenya itu. Aku sama sekali tidak mengenali. Tapi itu pasti sahabatku. Tidak salah.

"Nay!"Kataku sontak memanggil yang mengejutkan miss Susan, dan kelas. Tentu Nay tidak mendengar, dan aku akhirnya mohon izin pada miss untuk menemui penjual itu, serta tidak ikut kelas untuk hari ini.

Aku kemudian berlari turuni tangga, dan mengejar Nay yang sudah melangkah pergi beberapa jarak. Dan, aku memanggilnya keras.

Nay menoleh, terkejut, dan tidak menyangka. Dan bibirnya, menyebut namaku,"Esta?!!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun