Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Naluri Perempuan

28 Januari 2021   15:36 Diperbarui: 28 Januari 2021   15:45 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Tidak."

"Kamu dapat latarbelakang kesedihan wanitasahabatmu ini dari orang yang paling dekat. Keluarga misalnya, atau siapapun."

"Tidak juga."

"Kalau begitu simpan nalurimu itu hingga saatnya terbukti."

"Tentu saja. Sebab apapun persoalan yang menggores hati perempuan tidak bakal awet, dan tahan untuk diketahui. Semua pasti terungkap. Sengaja atau tidak."

"Tapi dia tidak. Tahan banting sepertinya."

"Saat ini, begitu. Sampai waktunya pasti mau bicara."

"Sampai kapan?"

"Entahlah. Hanya waktu yang bisa menjawab, dan juga bukti yang menguatkan."

"Bukti apa?"

"Apapun yang mengindikasikan dia memang diselimuti masalah."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun