Ini bukan pertama kalinya saya di dampuk menjadi pemateri terkait Bahaya Judi online (judol). Namun ada yang menarik dari kegiatan kemarin (Selasa, 12/08), karena panitianya bukanlah kepala desa/lurah, melainkan mahasiswa.
Iya, mahasiswa yang sedang menjalani KKN dalam rangka pengabdian kepada masyarakat. Bagi saya pribadi, mereka cukup pintar melihat peluang. Wajar saja, hampir selama beberapa minggu mereka sudah melakukan analisa lapangan.
Bahaya Judol Bagi Remaja
Bahaya Judi online sebenarnya tidak hanya bagi remaja, namun kondisi saat ini memang cukup memprihatinkan. Dimana akses ke platform judol justru lebih banyak diakses oleh para kaum remaja.
Tidak bisa dibilang wajar, namun patut kita maklumi dulu. Karena memang kondisi psikologis mereka yang dalam tahap senang mencoba banyak hal, dan punya rasa keingintahuan yang tinggi.
Padahal realitanya, judol sangat berbahaya bagi remaja. Bagaimana tidak, bukankah mereka ini para generasi calon penerus bangsa, lalu bagaimana jika mereka rusak karena kecanduan judol? Seberapa bahayakah judol bagi generasi muda kita?
Nah berikut ini beberapa bahaya judol bagi remaja yang perlu diketahui bersama antara lain :
1. Kerusakan Mental & Emosional
Remaja akan lebih cepat kecanduan karena otak remaja belum matang dalam mengontrol dorongan (impuls). Rasa keingintahuan mereka sulit dikendalikan.
Selain itu, mereka cenderung akan mengalami stress dan depresi saat kalah, tetapi sulit berhenti karena terdorong untuk "balik modal" atau harapan muluk akan kemenangan.
Rasa percaya dirinya juga masih bergantung pada menang-kalah, yang membuat harga diri mudah hancur. Karena faktanya, tidak ada judi yang membuat kaya secara instan. Disinilah kerusakan mental dan emosional dimulai.
2. Dampak Keuangan atau Finansial
Realitanya, para remaja biasanya belum punya penghasilan atau mata pencaharian layaknya orang dewasa, sehingga cenderung mengambil jalan pintas. Terutama ketika uang untuk bermain judi sudah habis.
Adapun jalan pintas yang biasanya terjadi adalah dengan mengambil uang orang tua tanpa izin (mencuri dalam rumah sendiri), Meminjam ke teman atau bahkan ke pinjaman online ilegal.
Hal ini akan membentuk satu pola pikir yang buruk, yaitu bagaimana mendapatkan "uang instan" dengan cara-cara yang tidak baik. Tentu saja ini juga yang akan membentuk kebiasaan finansial buruk seumur hidupnya.