Remaja yang kecanduan judol cenderung memiliki ciri fokus belajar yang terus menurun karena pikiran secara konsisten akan memikirkan taruhan.
Gangguan ini akan mengakibatkan mereka mengorbankan waktu belajar dan kegiatan positif lainnya demi bermain judi. Sudah pasti nilai akademik pun akan turun, bahkan sampai drop out jika sudah kecanduan berat.
Hal ini akan berujung mereka kehilangan cita-cita yang ingin diraih, dan harapan tentang masa depan yang cerah.
4. Masalah Sosial & Hukum
Para remaja yang kecanduan judol juga cenderung menjadi tertutup atau berbohong demi menutupi kebiasaan berjudinya.
Kebiasaan ini lambat laun tanpa sadar justru menyebabkan mereka bisa terjerat hukum jika terlibat dalam situs ilegal atau penipuan. Seperti penjelasan sebelumnya, mereka bahkan bisa menjadi pelaku pencurian atau tindakan kriminal lainnya, hanya untuk mendapatkan modal berjudi.
Selain itu, mereka pun akan bermasalah dengan lingkungan keluarga dan sekitarnya, karena kehilangan kepercayaan. Tentunya keluarga dan masyarakat akan resah dengan kehadiran remaja-remaja pecandu judol ini.
Pentingnya Sosialisasi Bahaya Judi Online Bagi Remaja dan Anak-anak
Sosialisasi terkait bahaya judi online memang tak bisa dilakukan sekali dua kali. Mengingat kerusakan yang ditimbulkan tidak hanya menyentuh aspek hukum, tapi juga ekonomi, sosial, dan kesehatan mental masyarakat.
Sosialisasi tentang bahaya judi online terlebih kepada remaja dan anak-anak sangat penting karena kelompok usia ini adalah yang paling rentan terpengaruh oleh rayuan "cepat kaya" yang ditawarkan judi.
Berikut beberapa alasan mengapa sosiasisasi bahaya judol jadi penting:
1. Antisipasi Remaja & Anak-anak Agar Tidak Mudah Terpengaruh
Faktanya, otak usia anak dan remaja masih dalam tahap berkembang, khususnya di bagian pengendalian emosi dan pengambilan keputusan.
Rasa ingin tahu mereka yang tinggi dan sifat mudah penasaran membuat mereka begitu mudah mencoba hal baru tanpa mempertimbangkan risikonya. Seakan-akan itu adalah sebuah tantangan.