Mohon tunggu...
Erniwati
Erniwati Mohon Tunggu... ASN Yang Doyan Nulis dan Makan, Penyuluh Hukum Kanwil Kemenkum NTB

Traveling dan dunia tulis menulis adalah hal yang paling menyenangkan. Memberi manfaat kepada masyarakat melalui edukasi adalah hobby.

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Cerita Bank Subuh dan Rentenir yang Merakyat, Solusi atau Tragedi?

23 Juli 2025   10:26 Diperbarui: 24 Juli 2025   15:34 616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Bank Subuh (Sumber: Pixabay/Ahsanjaya)

Bahkan ia bilang hampir semua tetangga dagangnya ambil pinjaman. Wong instan kok, langsung cair di tempat.

Cerita Penduduk Hilang Dikejar Utang

Saya masih duduk di sana bersama Ana sambil mengunyah cilok, saat ia bercerita bahwa sekitar satu atau dua orang akhirnya tenggelam dan bahkan hilang dalam jeratan utang itu. Saya tanya lagi, bagaimana ceritanya kok manusia bisa hilang?

Ana menjelaskan bahwa hilang dari kampung. Bagaimana tidak? Si rentenir yang tadinya menyebarkan jaring jebakan untuk berutang, sekarang berbalik menagih karena setoran macet. Dan datang menagih pun dari subuh hingga petang, ditungguin. Dicari ke semua tempat yang diketahuinya.

Rumah? Jangan tanya lagi, di datangi tiap hari. Bahkan ada kejadian lucu yang membuat saya tertawa sampai hampir keluar air mata. Ketika salah satu pedagang yang merupakan ibu-ibu berumur hampir 5o tahun lebih, ditagih oleh salah satu rentenir ini, dan ia mengangkat sarungnya. Sehingga terlihatlah oleh si penagih dan semua yang di situ pantat telanjang si ibu. 

Tak bisa saya bayangkan kejadian itu. Si rentenir hari itu katanya pulang dengan kesal, namun besok datang lagi. Katanya si ibu itu sambil teriak bilang "siapa suruh tawarin saya berutang".

Balik lagi ke pedagang yang menghilang tadi, ternyata dari cerita Ana, yang bersangkutan sampai menggadaikan sertifikat tanah rumahnya. Tanpa sepengetahuan suaminya dan keluarganya. Sehingga ia mungkin sudah tak sanggup lagi dibuntuti para penagih tersebut. Dan lebih memilih menghilang hingga sekarang.

Miris, lalu bagaimana dengan anak dan suami yang ditinggalkan setelah semua jejak utang? 

Bank Subuh Bukanlah Solusi, Melainkan Tragedi

Dari uraian di atas, itu adalah salah satu dari sekian banyak kasus di masyarakat kita. Padahal nyatanya bank subuh bukanlah solusi. Jelas-jelas mereka adalah rentenir, yang tak akan pernah menjadi jalan keluar namun menghadirkan tragedi.

Ibu yang hilang dan melarikan diri karena tak sanggup menanggung konsekuensi. Atau ayah yang pergi karena tak sanggup lagi bertanggung jawab atas banyaknya utang. Ataupun anak-anak yang kehilangan figur baik dan hangatnya rumah, akibat ekonomi rumah tangga yang morat marit.

Belum lagi hubungan baik dengan keluarga dan tetangga juga jadi rusak, dan kehidupan yang tadinya baik-baik saja jadi lenyap. Lalu jika dikatakan solusi, dimana solusinya? Itu jebakan!

Realita yang belum dipahami masyarakat yang terjerat adalah, bahwa bank subuh atau yang kadang disebut halus "koperasi" ini Bukan bank resmi dan tidak terdaftar di OJK. Umumnya hanya dijalankan oleh rentenir atau jaringan peminjaman uang ilegal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun