Mohon tunggu...
Ernita simbolon
Ernita simbolon Mohon Tunggu... Jurnalis

Jurnalis profesional sekaligus netizen aktif yang mencintai fakta dan cerita, Mengabarkan realita sebagai jurnalis, menyuarakan nurani sebagai netizen.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Wanayasa: Sebuah Renungan dari Alam yang Lugas

26 Agustus 2025   16:34 Diperbarui: 26 Agustus 2025   16:34 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto keindahan wanayasa

Sabtu, 23 Agustus 2025 --- Di kaki perbukitan Jawa Barat, Desa Panenjoan di Wanayasa menghadirkan ketenangan yang tak bisa dibeli. Tak hanya indah dipandang, tempat ini seolah berbicara tanpa kata: bahwa kedamaian lahir dari keselarasan antara manusia dan alam.

Bersama keluarga besar Badega Garuda Sakti, saya berkesempatan menapaki tanah yang ditumbuhi beragam tanaman pangan---buah dan sayur yang tumbuh subur di lahan pertanian yang terjaga. Dari kejauhan, Gunung Burangrang menjulang tenang, menjadi latar sempurna dari lukisan alam ciptaan Tuhan yang begitu menakjubkan.

Udara segar menyapu wajah kami, jauh dari polusi dan kebisingan kota. Sebagai orang yang terbiasa dengan rutinitas keras Jakarta, saya merasakan perbedaan yang mencolok. Di Wanayasa, waktu seakan melambat. Hati menjadi lebih tenang, pikiran terasa lebih jernih. Di sini, manusia seakan kembali pada kodratnya: sebagai penjaga, bukan perusak.

Di tengah hiruk-pikuk dunia yang penuh ambisi dan konflik, Wanayasa hadir sebagai pengingat bahwa kemajuan tak harus mengorbankan lingkungan. Justru dengan memelihara alam, kita sedang membangun masa depan yang berkelanjutan. Desa ini adalah contoh nyata bagaimana manusia bisa bersahabat dengan alam, bukan mendominasi.

Alam memberi tanpa pernah menagih. Ia tetap setia meneduhkan, menyuburkan, dan menenangkan. Namun sayangnya, manusia seringkali tak sebijak alam. Ketika niat tak lagi murni, hati berubah keruh, tindakan pun menyimpang. Kita terlalu sering lupa bahwa bumi ini hanya persinggahan.

Belajar dari alam adalah pelajaran yang tak lekang oleh waktu. Kesederhanaannya mengajarkan ketulusan. Keheningannya mengajarkan makna. Dan Wanayasa, dengan segala keasriannya, menyampaikan pesan penting: bahwa untuk menjadi manusia seutuhnya, kita harus hidup berdampingan dengan alam, bukan menentangnya.

Wanayasa bukan sekadar tempat untuk berkunjung. Ia adalah ruang untuk merenung---tentang apa yang kita jaga, dan apa yang kita wariskan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun