Mohon tunggu...
Ernestus Revan YA
Ernestus Revan YA Mohon Tunggu... Siswa Kelas 10 - SMA Kanisius Jakarta

Seseorang yang ingin dapat diandalkan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Artikel Utama

Toleransi, Mutiara Tersembunyi di Balik Setiap Senyum

12 November 2024   16:56 Diperbarui: 13 November 2024   21:33 1356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar mencium kening Paus Fransiskus usai kunjungan Paus Fransiskus ke Masjid Istiqlal pada Kamis (5/9/2024). (INDONESIA PAPAL VISIT COMMITTEE/DONNY FERNANDO via KOMPAS.com)

Mereka juga sangat sabar, memastikan tidak ada yang tertinggal dan terus memberi saya semangat untuk menyelesaikan perjalanan hingga akhir.

Ladang Pondok Pesantren Al-Ittifaq (sumber: dokumentasi pribadi)
Ladang Pondok Pesantren Al-Ittifaq (sumber: dokumentasi pribadi)

Di sela-sela aktivitas tersebut, saya menyadari betapa besar rasa toleransi yang dimiliki oleh para santri.

Mereka menghormati saya, memberikan ruang bagi keyakinan saya tanpa menanyakan atau menghakimi. Misalnya, saat kami makan bersama, saya dapat berdoa dengan membuat tanda salib tanpa merasa dilihat sebagai seseorang yang berbeda.

Pagi hari, saya juga dapat mengikuti mereka menyaksikan pengajian, yang membuat saya menghargai ritual mereka dengan lebih dalam. 

Dari pengalaman di pesantren, saya belajar bahwa toleransi bukan hanya tentang menerima perbedaan, tetapi juga merayakan kesamaan.

Para santri/santriwati mengajarkan kepada saya arti kebersamaan dan keterbukaan hati.

Toleransi ternyata bukan hanya tentang menghargai keberagaman, melainkan tentang melihat manusia sebagai sesama---dengan cita-cita, harapan, dan nilai yang bisa saling memperkaya satu sama lain.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun