Mohon tunggu...
Erna Manurung
Erna Manurung Mohon Tunggu... Penulis - Sedang bermukim di kampung halaman (Serang, Banten)

Senang menulis hal Ikhwal masalah-masalah kesehatan jiwa, sesekali jalan-jalan di sekitar rumah lalu melaporkannya ...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Cerita-Panjang] Kala Usia Senja Tiba #3

14 Juni 2021   08:00 Diperbarui: 14 Juni 2021   08:08 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
id.depositphotos.com

Akhirnya, dengan iming-iming bahwa ia hanya tinggal sementara saja di Jogja, Simon dan adik-adiknya setuju. Dengan syarat, semua biaya hidup ibu mereka ditanggung oleh bertiga. Lalu setiap 6 bulan Simon akan menjenguk ibunya, dan libur natal & tahun baru mereka berempat akan bertemu. Entah itu di Ambon atau di Jogja.

Tetapi rencana tinggal rencana. Sampai 4 tahun kemudian Linda belum mau pulang ke Ambon. Meski rutin berobat, pengapuran yang dideritanya tidak kunjung sembuh. Di tahun kedua, ia sepenuhnya bergantung pada tongkat untuk berjalan. Si sulung ternyata tidak bisa kalau setiap 6 bulan datang. Dia baru datang 2 kali dan menelepon sebulan sekali. Anak kedua dan ketiganya baru satu kali bertemu dengannya sejak ia tinggal di sini.

Linda pun salah mengira. Ia sangka, panti wreda ini masih seperti dulu ketika ia pernah kerja praktek di  sini. Dulu panti ini dihuni sedikit orang. Sekarang, asrama Pondok Usia Indah sangat besar. Dikelola oleh swasta dan sepertinya hanya orang-orang mampu saja yang tinggal di sini. Linda yang merasa terasing di kotanya tidak menemukan yang ia cari; kehangatan. Entahlah kalau peremuan muda ini bisa mengisi kebutuhannya akan seorang teman. Tali ia tetap merasa takut, kalau-kalau Lestari akan pergi dan ia akan merasa sendirian lagi.

***

Hari ini ada rapat internal di kantor Asrama. Ibu Yani kemarin menghubungi seluruh pegawai untuk rapat singkat. Wah, kebetulan, pikir Lestari. Ia mau sekalian menyetor naskah untuk Koran yang dakan dicetak minggu depan.

Pukul sepuluh tepat ibuYani memulai rapat.

Beginilah kebiasaan di sini. Selalu tepat waktu. Mulai dari jadwal sarapan sampai acara door price, semuanya dimulai tepat waktu. O ya, tentang door price, dilakukan secara berkala. Bisa 2-3 kali dalam sebulan. Bentuk hadiahnya macam-macam, mulai dari buku, gadget, selimut, sampai kejutan dari keluarga. Pak Wayong yang sudah 15 bulan berada di Pondok Usia Indah pernah mendapat door price dikunjungi anak perempuannya yang baru datang dari Kanada. Pingkan, anaknya sengaja tidak memberitahu kalau akan datang. Ia minta pada ibu Yani supaya merahasiakan kedatangannya.

Pak Wayong sudah 3 tahun ditinggal oleh mendiang istrinya. Karena semua anaknya tinggal di Amerika, Pingkan minta agar ayahnya pindah dan tinggal di Amerika. Tapi Pak Wayong menolak. Semua teman-temannya ada di kota gudeg ini. Ia rela terpisah dari keluarga asalkan tidak terasing dari teman-teman sebaya. Bukan tidak mencintai anak-anaknya, tetapi ia menyadari bahwa anak-anaknya sudah punya kehidupan sendiri. Ia pun punya kehidupan sendiri sebagai pensiunan salah satu BUMN.

O ya, tadi kita membahas tentang kultur tepat waktu di sini ya?

Ya, ini hasil manajemen ibu Yani. Perempuan 60 tahun itu adalah mantan guru Sekolah Dasar yang terbiasa melakukan aktivitas apapun selalu on time. Tugasnya sebagai guru, apalagi guru SD, dijalani dengan penuh dedikasi. Dan saking tepat waktunya, pergi ke gereja pun tidak pernah terlambat. Sekarang, sebagai sekretaris yayasan yang mengepalai kantor asrama, ibu Yani dengan senang hati menerapkan disiplin waktu yang ketat.

Lestari pernah ditegur karena terlambat menyerahkan laporan pengeluaran buletin. Kali ini ia ingin mendahului jadwal penyerahan naskah. Ibu Yani meninggalkan sesungging senyum ketika menerimanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun