Andaikan kata bajingan dilihat dari sisi kepluralan makna bajingan. Nah, kepluralan makna bajingan menurut profesor bahasa tersebut seiring perubahan zaman. Kenetralan makna bajingan lebih menonjol dan enyah dari penggunaan kata bajingan yang bersifat negatif.Â
Jadi, ada semacam negativitas makna yang saling silang dengan kepluralan makna bajingan. Klaim semacam kemajemukan makna bajingan dipengaruhi oleh tanda komunikasi lewat film. Dugaan seperti kata bajingan yang terjerumus dalam sifat negatif menjadi sumber pergeseran sekaligus kepluralan makna bajingan.
Berkenaan kata bajingan berdasarkan pernyataan dari Tuan Gerung yang menggiring pada akronim bagusing jiwo angen-angening pangeran. Oleh Profesor ahli bahasa mengatakan sebagai kata-kata yang hanya othak-athik alias rekaan yang dihubung-hubungkan.Â
Kata bajingan menurut Tuan Gerung bisa diimprovisasi. Kata bajingan diseret dalam makna yang 'belum jelas' sebagai makna negatif, seperti penggunaan saat sekarang.Â
Profesor ahli bahasa mungkin belum berbicara mengenai deep structure dari kata bajingan. Makna asli yang positif dari kata bajingan ‘belum jelas’, kecuali untuk menyamarkan makna negatif.  Makna dari kata bajingan adalah makna yang mengandung tebak-tebakan.Â
Tidak heran, kata bajingan menyandang makna asal (arche meaning), yaitu ‘sais’ atau ‘kusir’ gerobak daripada makna yang jelek. Perkaranya, masyarakat Jawa saat ini sudah tidak menggunakan kata bajingan sesuai makna asal atau aslinya.
Hal yang menarik. Satu sisi, kepluralan makna bajingan terbuka bagi penafsiran. Ia berubah menjadi makna yang vulgar dan jelek.Â
Sisi lain, Tuan Gerung akan terjebak dengan penggunaan kata bajingan menurut makna aslinya. Meskipun Tuan Gerung mempertahankan kata bajingan menurut makna aslinya sekaligus diperhadapkan dengan makna 'yang pasti' sebagai makna negatif dan kasar dalam kekinian.
Huruf-huruf vokal lenyap dalam kata bajingan. Yang ada menurut profesor ahli bahasa, Sahid Teguh Widodo, yakni huruf-huruf konsonan B,J,G. Sama sebelumnya. Kata bajingan hanya direka-reka dan dihubung-hubungkan agar tidak terkesan norak. "Ba bisa Bagus, Ji diambil Jiwo, Ng, angen-angen, An Pangeran."Â
Makna dari kata bajingan dianggap sebagai makna yang belum pasti sebagai makna positif. Teksnya tidak keliru.Â
Tetapi, tataran konteks dari kata bajingan berdasarkan makna yang plural menjadi masalah. Akronim Ng, angen-angen bisa juga bermakna 'kangen' atau rindu. Pangeran secara makna yang sempit berubah dari putra dari raja menjadi makna yang luas, diantaranya yang 'tinggi'.