Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Sekilas Pasca Manusia dan Si Bijak

12 Desember 2022   09:05 Diperbarui: 29 Juli 2023   20:30 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi era pasca-manusia (Sumber gambar: generalist.com)

Diskusi hingga subuh sungguh asyik sekaligus nyaris lupa waktu. Diskusi tanpa menyeruput kopi. Ala kadarnya saja.

Luar biasa penemuan ilmiah Darwin tentang bangsa kera sebagai evolusi manusia. Tibalah pada kesimpulan saya saat itu. Bangsa kera tidak punya “ruh.” Bangsa kera tidak ada pilihan bebasnya. Begitulah jalan pikiranku saat itu.

Lalu, bagaimana dengan pasca-manusia atau robotika ala Hayles?  Dari gambaran Hayles di atas, pasca-manusia nampaknya serupa dengan manusia, secara alamiah. 

Tubuh alamiah secara bertahap bisa menjadi wujud virtual yang menubuh di seantero jagat.

Si Bijak Sebelum Hayles dan Zizek

Tibalah kita pada sebuah gambaran pembicaraan tiga “homo.” Soal apa arti dari ketiga homo tersebut, saya serahkan pada bestie. 

Bagaimanapun juga, saya agak sulit mencerna sendiri setiap muatan pembicaraan di sini. Kita memang mengikuti hal-hal yang tidak menarik.

Pertama, paling sedikit adalah satu dari seluruh rekan dalam diskusi secara sadar siapa homo philosophicus, apa yang dia lakukan dan apa yang istimewa tentangnya.

Kedua, tidak hanya dia mengetahui tentang homo intellectus dan menyetujui permainannya. Tetapi, lainnya, homo faber tidak mengetahuinya, juga setuju dan bersedia, lalu ingin memasuki suatu permainan yang mana mengambil tempat untuk bermain.

Penerimaan atas permainan ini bersama-sama akan menjadi rekan dan target permainan melalui kejelian melihat celah muslihat, dibandingkan kreatifitas seseorang untuk bermain secara elok tanpa campur tangan dari homo philosophicus

Betul-betul homo philosophicus mengatakan, dapat menyetujuinya, bahwa dia mengajukan pertanyaan pada lainnya akan dijawab. Kita masih berpikir bahwa kita berada dalam ranah kompetensi. Homo philosophicus masih berkata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
  21. 21
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun