Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Sekilas Pasca Manusia dan Si Bijak

12 Desember 2022   09:05 Diperbarui: 29 Juli 2023   20:30 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi era pasca-manusia (Sumber gambar: generalist.com)

Lebih dari itu, pemikiran hasil dialog dari tokoh utama yang bisa menerangkan bilangan diferensial atau mengupas figur geometris yang diajukan dalam permainan yang khas. 

Misalnya, para pemain ingin belajar permainan matematika.

Bukankah sebagai hasil dari penyilangan teoritis berdasarkan buku naskah ilmu pengetahuan orang Timur untuk tulisan peristiwa besar orang Barat yang terpolakan, telah dipengaruhi oleh energi keberanian untuk meninggalkan beban berat tugas penerjemahan dan penafsiran? 

Semua kekuatan berbicara atau berdiplomasi diatasi dengan teks tertulis, yang diumpamakan seseorang yang mampu berterus terang berbicara dari naskah yang telah dikuasai.

Definisi permainan pertama kali menjadi bagian dari teknik tebak-tebakan, pembacaan dan pembagian peran pemain, mencakup hipokrit, pembujuk, penantang, pemimpi, dan pemecah yang bersifat konfliktual menjadi bacaan peristiwa. 

Permainan tulisan bukanlah kata-kata yang dapat diperankan oleh seseorang yang sangat lihai berbicara di depan para aktor lainnya.

Teks-teks tertulis menerangkan sifatnya sendiri, supaya seseorang mengetahui atas sesuatu yang tidak diketahui oleh pikiran pembaca tontonan sebuah permainan. 

Semakin menjauh suatu tiruan atau hirarki pengetahuan, maka kita akan menemukan jurang pemikiran secara senyap mengambil babak pengamatan atas teks tertulis yang dikuasai oleh aktor utama.

Teks tertulis yang tersembunyi bukan karena tidak telas apa yang dimaksud dalam dialog atau perbincangan, melainkan menciptakan bentuk-bentuk kenikmatan yang berhubungan tugas penulisan dikumpulkan untuk hal-hal rasional manusia yang digambarkan sebagai metafora ‘bertangan dingin’.

Paling penting, keberanian menulis yang bertentangan diperankan oleh homo intellectus, dia tidak meletakkan naskah teater menjadi aura kekerasan yang terselubung menurut tatanan teks. 

Suatu keberanian menyingkap selubung tanda rumit, penuh teka-teki telah berakhir. Kita mesti lebih tidak percaya atas akhir dari kegilaan dengan pergerakan tubuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
  21. 21
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun