Disanalah diharapkan sebuah jarak sangat tipis antara homo intellectus (manusia intelek), homo philosophicus (manusia filosofis), dan seluruh pemain lainnya untuk menyusun bahasa dari teks-teks tertulis.
Tulisan membentangkan dirinya menjadi permainan menurut kata-kata yang ditulis oleh para aktor atau pemain yang tanpa kecuali melampaui peraturan sendiri dan pelanggaran batas-batas sendiri.
Jika permainan itu dianggap peristiwa besar, hanya orang-orang berbicara dari arah belakang tontonan berlalu begitu saja.Â
Beberapa korban dan pemberani dalam teater dikumpulkan menjadi kata-kata yang ditulis secara berurutan.Â
Dalam sebuah peristiwa, tulisan bukanlah daftar yang menunjukkan atau mengagungkan tindakan tulisan, bukan menyematkan subyek dengan bahasa.
Bentuk pengecualian heterogenitas dan penyilangan dihubungkan dengan teks-teks tertulis lebih dari pertanyaan tentang penciptaan ruang tulisan yang menghilang dalam subyek secara dinamis.
Jadi, keistimewaan permainan tulisan karena menampilkan pemikiran atau penafsiran ganda. Suatu permainan yang ditulis dan diperbincangkan dalam dialog orang-orang penting karena ada kepentingan lebih besar dari permainan besar itu sendiri.
Tulisan umum yang dimainkan datang dari kata-kata atau suara arus bawah secara kolektif dan individual. Basis tulisan esensial bukan untuk menganggungkan kata-kata yang keluar dari individu tertentu.
Tetapi, mereka terlalu buru-buru memperbincangkan adanya permainan besar dari teks-teks tertulis yang kecil dan singkat halaman naskah yang disediakan.Â
Peristiwa besar dari permainan kata-kata muncul dari ngobrol-ngobrol santai yang terlalu singkat. Ia dikemas dalam suatu suara yang ganjil. Karena suara itu hanya disisipkan, maka lapisan bahasa yang dimainkan pembicara yang lebih menarik dari yang lain.
Pemikiran menantikan permaslahan baru tanpa panggung untuk sebuah penampilan, dari praktik pemain yang melawan otoritas.Â