Seorang pembawa berita wanita mewawancarai seorang pejabat Taliban pada hari Senin di sebuah studio TV.” (apnews.com, 2021/08/18)
Sejumlah negara memberi isyarat seperti Cina dan Rusia, tetapi bukan berarti keduanya tanpa syarat.
Setidak-tidaknya kepentingan ekonomi politik menyertainya.
Sama halnya Taliban, hak-hak perempuan Afganistan bukan berarti tanpa syarat.
Interpretasi melawan interpretasi. Zaman berubah mesti diiringi dengan interpretasi baru.
Pemikiran baru untuk mengatasi pemikiran lama dalam kehidupan perempuan dan anak-anak Afganistan.
Demikian pula interpretasi atas hukum. Adakah hal baru dari Taliban semenjak dua dekade? Ataukah Taliban berubah semenjak berkuasa sebelum 2001 untuk membuktikan janji melalui pemenuhan hak-hak perempuan?
Berharap, fantasi atau penanda kosong bagi hak-hak perempuan dan anak-anak Afganistan hilang di hadapan mata mereka.
Mewujudkan kesetaraan perempuan dan laki-laki dalam pendidikan itulah yang ditunggu-tunggu.
Taliban juga menjanjikan kaum perempuan Afganistan untuk bisa mengecap sekolah dan berkarir di bidang lain. Kata lain, perempuan tidak lagi “dirumahkan,” akan dipenuhi hak-haknya yang selama ini terbelenggu.
Kedua, Pengampunan untuk semua (Pardon for all)? Pengampunan terhadap lawan perang, pejabat pemerintah, militer, dan polisi yang bersekutu dengan Amerika merupakan jalan keluar dari “Neraka adalah Orang Lain.”