Kegagalan adalah kunci keberhasilan. Maka perombakan perlu dilakukan
Bagaimana sih seharusnya Kurikulum Merdeka yang baik itu?
sejenak mengamati bahwa didunia pendidikan nampaknya mengalami degradasi atau penurunan. Dari segi quality maupun quantity.
dunia pendidikan memang menjadi sarana dan prasarana penting agar kehidupan di Indonesia khususnya jauh lebih maju.
Selain itu Kurikulum Merdeka saat ini memang menjadi angin segar bagi guru maupun siswa yang bisa dijadikan alternatif pembelajaran jadi lebih menarik dan Merdeka Belajar dapat tumbuh dan berkembang dengan sistematis
Terapan---Terampil---Tepat. Ketiga kata yang cocok untuk menggambarkan Kurikulum Merdeka agar bisa lebih mengalami peningkatan.
tapi sebelum mengupas lebih lengkap 3T, MCDougall dalam buku Pengantar Psikologi Umum mengemukakan bahwa insting adalah suatu perilaku yang merupakan bawaan dari lahir dan berpotensi mengalami perubahan jika disertai pengalaman
Lalu, bagaimana seharusnya penerapan 3T didalam Kurikulum Merdeka ?
Mari, alangkah baiknya kita bedah satu persatu agar terpampang nyata hingga jelas.
1. Terapan
Mengenal lebih jauh tentang terapan yang harus dimaknai mendalam. Terapan awalnya berasal dari kata terap.
Jika diartikan lebih spesifik, terapan adalah suatu perwujudan yang dikonversi dalam praktik yang bersifat aplikatif.
Untuk pengajar/guru sendiri, Kurikulum Merdeka secara tidak langsung menuntut para guru untuk terapan.
Dalam rangka apa? Tentunya untuk menyokong pembelajaran yang profesional disertai dengan kredibilitas yang tinggi.
Para pengajar/guru mempunyai peluang emas untuk bisa membedah, menggali informasi tentang strategi jitu bagaimana membawakan materi yang tepat.
Selain itu para guru jika ikut berpartisipasi mensukseskan Kurikulum Merdeka ini diimbangi dengan kinerja dengan predikat maksimal.
Contoh: jika guru tertarik ingin menjelaskan teknologi, maka, mau tidak mau bisa melalui perantara laptop yang nantinya dioperasikan dengan alat proyektor.
Apakah itu cukup? Tentu tidak? Selain itu guru harus menguasai dan bisa mengoperasikan laptop men setting proyektor dan membawakan presentasi dengan cantik dan epic.
Dan kata terapan tentu saja bermain disini.
Apa hanya guru saja? Tentu saja tidak. Kita juga harus menggugah para siswa untuk terapan usai guru menayangkan materi yang sudah disampaikan.
Contohnya: seorang guru sedang menampilkan berita dan menjelaskan apa itu 5W + 1 H. Disitu daya kepekaan dan insting para murid juga ikut andil besar.
Usai menampilkan sebuah tayangan berita dan menjelaskan 5 W + 1 H, para murid diminta mengidentifikasi informasi apa saja yang bisa didapatkan dari berita tersebut.
Peka saja tidak cukup? Namun harus ada terapan dalam kecakapan dalam berimajinasi dalam menelaah berita yang disampaikan.
Jika keduanya punya daya terapan tersebut, bukan tidak mungkin bahwa Kurikulum Merdeka akan berjalan sukses besar.
2. Terampil
Mager dan malas memang menjadi teman akrab sehari-hari, apalagi jika ditambah dengan badan kurang fit. Maka semua aktivitas termasuk pembelajaran menjadi kurang optimal.
Terampil adalah sebuah aktivitas atau kegiatan yang dilakukan manusia dengan gesit, mahir, cekatan hingga sistematis untuk membuat suatu hal menjadi efisien.
Terampil memang berkesinambungan dengan profesi guru yang istilah gampangnya dituntut agar bisa apa saja. Termasuk mengajar mengasyikkan.
Melakukan suatu administrasi dengan cepat dan sistematis, Membuat media pembelajaran yang atraktif dan inspiratif hingga membuat progres yang cetar disekolah. Itulah tuntutan Kurikulum Merdeka. ( secara tak langsung)
Namun muridnya apabila loyo, malas-malasan, mager dan tidak ada inspirasi apapun juga percuma. Maka perlu pembaharuan cara yang efektif guru untuk terampil dalam semua hal tersebut.
3. Tepat
Komponen terakhir ini tidak kalah penting. Metode , Guru , murid dan komponen lain yang sudah lengkap,akan tetapi jika tidak dilakukan dengan tepat, ya... Sama saja.. Kurikulum tidak bisa berjalan dengan ideal.
Tepat disini yang dimaksud adalah waktu strategi, metode, perencanaan, pengorganisasian, hingga evaluasi harus dilakukan dengan cermat.
Jika 3T tersebut dilakukan dengan optimal dengan penuh kesadaran, pertimbangan yang matang dan langkah yang tepat. Kurikulum Merdeka pasti bisa sukses jaya kedepannya.
Kunci utama: Kerjasama dan Kesadaran Diri.
Jika ada yang kurang ( silakan bisa diskusi di kolom comment....)
---
Demikian dan Salam Pendidikan