Mohon tunggu...
erika putri
erika putri Mohon Tunggu... Universitas Muhammadyah Kalimantan Timur

Membaca Novel

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengenal Filum Porifera: Hewan Sederhana Dengan Peran Ekologis Yang Besar

30 April 2025   14:00 Diperbarui: 30 April 2025   12:45 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Secara keseluruhan, filum dalam taksonomi biologi berperan penting sebagai dasar pengelompokan makhluk hidup berdasarkan ciri-ciri tubuh dan hubungan evolusioner mereka. Dengan memahami konsep filum, kita dapat melihat bagaimana organisme yang tampak berbeda ternyata memiliki kesamaan mendasar yang menunjukkan asal-usul evolusioner yang serupa. Salah satunya adalah Filum Porifera, kelompok hewan sederhana namun memiliki peran besar dalam ekosistem laut. Dalam studi paleontologi, filum berperan sebagai unit penting untuk mengidentifikasi dan mengelompokkan fosil berdasarkan struktur tubuh utama yang masih bisa diamati. Karena fosil sering kali tidak utuh, pengenalan terhadap ciri khas suatu filum membantu ilmuwan menentukan kelompok evolusioner fosil tersebut. Ini memungkinkan peneliti untuk melacak perkembangan evolusi, perubahan biodiversitas, serta hubungan antara organisme purba dan modern dalam konteks waktu geologis. Menurut saya, membahas tentang Filum Porifera dan peranannya dalam taksonomi maupun ekosistem sangat penting, terutama di era ketika krisis lingkungan dan penurunan keanekaragaman hayati menjadi isu global. Kita sering kali hanya fokus pada hewan-hewan besar dan mencolok, padahal makhluk sederhana seperti Porifera justru memainkan peran vital dalam menjaga kesehatan laut. Selain itu, memahami filum juga memberi kita sudut pandang ilmiah yang lebih dalam terhadap sejarah kehidupan di bumi, termasuk melalui fosil-fosil yang dipelajari dalam paleontologi. Dengan memahami dasar-dasar seperti ini, kita bisa lebih menghargai kekayaan alam dan terdorong untuk melindunginya---dimulai dari hal-hal kecil yang mungkin selama ini kita anggap sepele. 

Contoh phylum porifera yang sering ditemukan dalam kajian fosil

  • Hexactinellida (Spons Gelas) -- Fosil dengan rangka silika, ditemukan pada periode Paleozoikum dan Mesozoikum.

  • Demospongiae (Spons Kasar) -- Fosil dengan rangka spongin atau silika, banyak ditemukan dari periode Mesozoikum.

Ciri Khas Filum Porifera:

  1. Badan Berpori: Porifera memiliki tubuh yang penuh dengan pori-pori kecil (ostium) yang digunakan untuk menyaring air dan memperoleh makanan.

  2. Tidak Memiliki Jaringan Sejati: Mereka tidak memiliki jaringan atau organ tubuh yang berkembang seperti hewan lain. Tubuh mereka hanya terdiri dari sel-sel yang memiliki fungsi khusus.

  3. Sistem Sirkulasi Air: Air mengalir melalui tubuh mereka, membawa partikel makanan dan oksigen, serta mengeluarkan limbah.

  4. Berkembang Biak Seksual dan Aseksual: Porifera bisa berkembang biak secara aseksual melalui tunas (gemmula), atau secara seksual dengan menghasilkan gamet.

Perbedaan dengan Filum Lain:

  • 1. Tidak Memiliki Organ: Berbeda dengan banyak filum lain (seperti Chordata atau Arthropoda) yang memiliki sistem organ, Porifera hanya terdiri dari sel-sel yang bekerja sama untuk menjalankan fungsi dasar.
  • 2. Metode Makanan: Porifera adalah penyaring air, sedangkan hewan lain seringkali berburu atau merumput untuk mendapatkan makanan.
  • 3. Simplicity: Filum Porifera dianggap lebih primitif karena struktur tubuhnya yang sederhana jika dibandingkan dengan hewan multiseluler lainnya yang memiliki organ-organ kompleks.

1. Menyediakan Bukti Awal Kehidupan Laut

Fosil Porifera, seperti Hexactinellida dan Demospongiae, menunjukkan bahwa spons telah ada sejak zaman geologis yang sangat tua, bahkan sejak periode Paleozoikum. Fosil-fosil ini membantu ilmuwan melacak perkembangan kehidupan laut yang sangat awal, memberikan gambaran tentang kehidupan di lautan purba yang jauh lebih sederhana dibandingkan dengan organisme kompleks yang ada sekarang.

2. Mengungkap Perubahan Ekosistem Laut

Porifera memainkan peran penting dalam ekosistem laut dengan menyaring air dan menjaga keseimbangan ekosistem. Fosil-fosil ini memberikan informasi tentang struktur ekosistem laut di masa lalu dan bagaimana spons berinteraksi dengan lingkungan sekitar, serta dampaknya terhadap kelangsungan hidup organisme lain.

3. Membantu Menilai Perubahan Iklim dan Lingkungan

Sebagai organisme laut yang sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan, fosil Porifera dapat memberikan petunjuk tentang perubahan iklim dan kondisi laut pada masa lalu. Melalui analisis fosil spons, ilmuwan dapat mempelajari perubahan suhu air, tingkat oksigen, dan kualitas air yang terjadi selama jutaan tahun.

4. Bukti Evolusi dan Diversifikasi

Fosil-fosil Porifera menunjukkan bagaimana filum ini telah berkembang dari bentuk-bentuk sederhana menjadi lebih kompleks sepanjang waktu. Ini memberikan wawasan tentang proses evolusi dan diversifikasi kehidupan di Bumi, serta bagaimana kelompok-kelompok organisme lain mungkin telah berkembang.

Secara keseluruhan, fosil dari filum Porifera memberi kita gambaran lebih jelas tentang sejarah kehidupan laut dan evolusi organisme purba yang memainkan peran penting dalam keseimbangan ekosistem Bumi.

Pendapat Pribadi tentang Pentingnya Memahami Phylum

Memahami phylum dalam taksonomi sangat penting karena membantu kita mengelompokkan organisme berdasarkan ciri-ciri dasar tubuh mereka, yang mempermudah pemahaman tentang keragaman kehidupan dan hubungan evolusi antar spesies. Phylum juga memberikan wawasan tentang peran penting makhluk hidup seperti Porifera (spons) yang berfungsi dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut.

Pandangan Kritis terhadap Metode Klasifikasi dan Tantangan dalam Identifikasi Fosil

Namun, klasifikasi berdasarkan phylum memiliki tantangan, terutama dalam identifikasi fosil. Fosil sering kali tidak lengkap atau hanya berupa bagian tubuh tertentu, menyulitkan pengelompokan yang akurat. Selain itu, organisme purba bisa memiliki ciri yang sangat berbeda dengan spesies modern, sehingga klasifikasi fosil bisa menjadi rumit dan tidak selalu tepat. Penerapan metode baru, seperti analisis molekuler dan teknologi 3D, dapat membantu, namun tetap ada keterbatasan dalam identifikasi fosil yang sangat tua atau fragmentaris.

Simpulan Pemahaman tentang Phylum dalam Konteks Paleontologi

Dalam paleontologi, phylum adalah kategori taksonomi yang digunakan untuk mengelompokkan fosil berdasarkan kesamaan struktur tubuh. Ini membantu kita memahami evolusi, perubahan ekosistem, dan kehidupan masa lalu Bumi melalui fosil-fosil dari berbagai filum seperti Porifera atau Arthropoda.

Ajakan atau Refleksi Sebagai Penulis dan Mahasiswa

Sebagai mahasiswa, mari kita mendalami taksonomi fosil untuk lebih memahami keragaman dan evolusi kehidupan purba. Pendekatan ini penting untuk menghargai sejarah alam dan menjaga kelestarian biodiversitas yang ada sekarang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun