Si Kaya Raya
Kain sutra putih menjuntai menyilaukan mata
Sebongkah kemilau berlian menggebu di jiwa
Bagai harta yang tiada habis tujuh turunan
Isyarat kekayaan yang tak habis berkesudahan
Si Mapan
Setangkai bunga mungil mahal tak arang ia miliki
Demi kemakmuran rintihan kalbu nan menjerit ini
Rentetan hidangan nan buat terperanjat kedua bola mata
Bagai simbol tuk capai secuil harapan nan bahagia
Si Cukup
Serpihan gorengan tiada ia kufuri dan ingkari
Kerana itu bagai suatu kenikmatan tiada henti
Ratapan wajah bahagia nan penuh senyum sumringah
Memenuhi hamparan wajah nan tiada tara
Puisi ini tak lain ialah tabir putih roda roda kehidupan
Nan seolah tak pasti arah nan rintangan nya
Detik waktu pun akan tergerak tanpa pandang bulu
Bagai roda kehidupan yang menerpa tak menentu
*Realita Roda Kehidupan, 01 April 2022*
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI