Mohon tunggu...
Reda Tri Laksana
Reda Tri Laksana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

mengubah jatidiri sebenarnya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Penerapan Ketahanan Pangan bagi Keluarga di Masa Pandemi Covid-19

28 November 2021   22:31 Diperbarui: 28 November 2021   22:38 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Merajalelannya pandemi covid 19 yang menjadi permsalahan yang sering dikeluhkan masyarakat erat kaitannya dengan keperluan suplemen kehidupan. 

Masyarakat mengeluhkan kondisi yang sepertinya akan menjadi penghancur ekonomi keluarga mereka. Peran pemerintah dalam upaya membantu keluarga tedampak COVID 19 melalui program AIDS disasar ke bagian pasar. Lemahnya perekonomian di berbagai daerah menyebabkan permasalahan yang tak kunjung terpecahkan. 

Tak hanya Indonesia namun berbagai negara juga merasakan dampak yang disebabkan oleh covid-19. Pemerintah menghimbau kepada masyarakat agar lebih bersabar masa sulit saat ini.

Pandemi covid-19, tentunya membatasi ketersediaan pangan, mobilitas perdagangan sehingga banyak penjual yang menutup tokonya karena pendapatan mereka dibawah standar. Padahal mobilitas penjualan dapat diperoleh jika mobilitas konsumsi rumah tangga meningkat.

Dampak dari pandemi covid-19 tentunya mengurangi pendapatan masyarakat. Banyak berita mengenai ketahanan pangan dimassa sulit seperti ini biasanya hanya bisa dilihat dilevel makro atau lebih spesifiknya ditingkat rumah tangga. Kondisi pangan keluarga yang kurang stabil menimbulkan permasalahan baru yaitu mengenai gizi buruk di masyarakat. 

Tidak stabilnya ketahanan pangan bukan berarti anda tidak bisa makan. Sehingga masih bisa mempertahan sumber pangan kita dalam jangka waktu dekat. 

Menurut Sunita Almatsier ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang makanan dalam hubungannya dengan kesehatan optimal. 

Di Indonesia isu mengenai sebab tidak stabilnya ketahanan pangan sangat erat kaitannya dengan dimensi sosial dan ekonomi. Tiga isu penting lainya yang berkaitan dengan ketahanan pangan keluarga yaitu ketersediaan bahan pangan, akses serta konsumsi masyarakat. 

Status gizi masyarakat berkaitan langsung dengan asupan pangan serta kontribusi ketersediaan pangan yang sehat. Selain itu banyak faktor yang mencerminkan kondisi ketahanan pangan. 

Salah satunya yaitu kemiskinan, kemiskinan sering dianggap sebagai faktor terpenting dalam indikator ketahanan pangan maksimal. 

Beberapa negara berkembang mulai muncul masalah gizi buruk seperti stunting karena ketahanan pangan penduduknya belum maksimal. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun