Puisi : Edy Priyatna
Jangan pernah berhenti. Tidak pernah surut. Untuk sebuah kehendak mulia. Memajukanlah nagari dan masyarakat ini. Tempat jiwamu bersemayam di masa depan. Kuota usaha mengejar belum tertangkap juga. Dari kawan juga para kerabat. Demi bersaksama dengan amal nan salah. Karena disana pasti di balas langsung. Hingga akhirnya dia mencabut laporannya.
Senyap tenang diam dan pikirkan. Banyak peristiwa nan telah terjadi. Musibah besar dalam nagari ini. Adalah pertanda kita semua. Sadar berbuat bertaubat padanya. Andaikata di sini bisa di atur menurutnya. Di sanapun bisa di atur pula. Setelah di sana dia tambah percaya diri. Berhubung karena lewat tanpa halangan. Dia telah selamat pulang kembali.
Dogma banyak contoh baik bertebaran. Bangunanlah keturunan ini dengan benar. Hindari pertikaian jauhi kekerasan. Menjadi pengurus jujur. Bijaksana perlu kau camkan. Melaluinya bangga dia bercerita. Dirinya berhasil mengubah pernyataan usang. Karena hidupnya selalu penuh akting. Namun jarang mampir ke rumah ibadat. Lebih suka mampir ke pesta perjamuan.
(Pondok Petir, 23 Pebruari 2019)