Puisi : Edy Priyatna
Â
Sederajat dengan penglihatanmu
peniti gerimis menghujam
sisir ratap nan pengap itu mendadak
harap kehilangan batas waktu
sentral hati gemulai berirama rohÂ
semoga tetap dapat tersimpan aspirasi
dalam kesendirian aku melangkah
menghindar ke sudut ruang suci
Â
Subuh awam terlihat sangat cemerlang
embunnya menguap pancarkan terang
membangkitkan jiwa bianglalaku
cabut datang begitu kilat
memecahkan sesuatu nan hilang
entah apa aku tak tahu
rasa itu datang menghampiri
menapak jejak jalan kejujuran
Â
Sebentuk terang mentari terbang
mendatangi batas rinduku
menderita masih tetap terawat
seperti gelap nan telah sirna
dinamika kalbu tak bersahabat
gelombang jiwa acap berkehendakÂ
tak ada hujan turun hari ini
menyelinap arus udara semerbak
Â
(Pondok Petir, 03 Juli 2018)