Benarkah wirausaha desa belum tergarap secara maksimal ? Benarkah kewirausahaan dapat dijadikan solusi guna menjawab persoalan ketenaga-kerjaan yang kita hadapi saat ini ? Lantas, apa yang sebaik nya dilakukan agar pertanyaan-pertanyaan yang diajukan diatas, benar-benar mampu  memberi sebuah "terobosan" dalam menuntaskan problema ketenaga-kerjaan yang hingga kini terlihat semakin sukar untuk dicarikan solusi cerdas nya ?
Kawasan perdesaan sendiri, sesungguh nya memiliki potensi yang sangat besar untuk penumbuhan kewirausahaan. Sayang, potensi tersebut belum tergarap sepenuh nya. Padahal, sejumlah masalah ketenaga-kerjaan dapat direduksi dengan upaya ini. Pengoptimalan potensi wirausaha perdesaan mesti nya disesuaikan dengan karakter masing-masing. Sejumlah daerah di republik ini, misal nya dapat kita rancang menjadi sentra produksi pertanian atau disiapkan untuk melakoni pengembangan industri perdesaan.
Dengan pola pendampingan, pengawalan, pengawasan dan pengamanan yang terukur, utuh, holistik dan komprehensif, calon-calon wirausahawan desa dapat diberi dukungan (pelatihan, pendidikan dan pemberdayaan), mulai dari proses produksi, pengolahan, hingga pendistribusian melalui jaringan. Beberapa kalangan menilai, langkah semacam ini diyakini dapat membantu menyelesaikan sejumlah persoalan ketenaga-kerjaan yang dewasa ini terkesan menjadi sebuah "dilema nasional".
Sekali pun selama dua periode Kepemimpinan Sby telah menempatkan "pro employ" ke dalam kebijakan strategis nya, namun hingga kini, soal ketenaga-kerjaan masih saja mengemuka menjadi momok pembangunan yang merisaukan. Pasal nya, tentu bukan hanya sekedar terbatas nya lapangan kerja yang dapat disediakan oleh Pemerintah dan kalangan dunia usaha, namun bila kita dalami soal kualitas dari sumber daya manusia nya pun betul-betul cukup mengkhawatirkan. Itu sebab nya, kita tidak boleh main-main dalam menyikapi nya sekaligus juga dalam mencarikan solusi terbaik nya.
Menurut pandangan. Prabowo Subiato, pilihan untuk mencetak wirausahaan desa, sungguh merupakan langkah yang tepat dan menapak bumi. Tinggal sekarang perlu disiapkan "grand desain" dan "road map" nya. Hal ini penting dijadikan pencermatan yang serius agar skenario yang bakal kita bangun itu benar-benar dapat diwujudkan dan tidak hanya terjebak dalam retorika belaka. Kita optimis dengan kerja sama yang harmoni antara Pemerintah, Dunia Usaha dan Masyarakat, mesti nya masalah-masalah yang kita hadapi di sektor ketenaga-kerjaan dapat diselesaikan. Tapi, kalau pun hingga kini problematika tersebut seperti yang tidak tertuntaskan, maka menjadi tugas, kewajiban dan tanggungjawab kita bersama untuk menyusur dan merevitalisasi nya lagi.
Tidak gampang melahirkan wirausahaan desa. Menciptakan nya, tentu tidak segampang kita mencetak kue bandros yang ukuran nya sudah pas. Wirausahaan desa, tentu perlu disiapkan sedemikian rupa, sehingga mampu menjadi solusi atas masalah ketenaga-kerjaan yang kita hadapi. Selain mereka butuh pelatihan, pendidikan maupun pembelajaran yang berhubungan dengan aspek profesionalisme, tata kelola usaha mau pun kiat-kiat bisnis yang relevan dengan kondisi nya, ternyata kita pun sangat membutuhkan wirausahaan-wirausahaan desa yang berkarakter.
Aspek karakter ini betul-betul sangat penting dan mesti diperhatikan secara seksama. Apalah arti nya kita memiliki banyak pengusaha atau wirausaha, bila mereka itu tidak memiliki karakter ke-Indonesia-an ? Itu alasan nya, mengapa dalam upaya melahirkan para wirausahaan desa ini, kita jangan sekali-kali melupakan aspek karakter nya sendiri.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI