Mohon tunggu...
Entang Sastraadmadja
Entang Sastraadmadja Mohon Tunggu... -

Mantan anggota DPR RI era Orde Baru | Anggota Kelompok Kerja Khusus Dewan Ketahanan Pangan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sikap Prabowo Subianto dalam Memerangi Kemiskinan

14 Agustus 2013   19:42 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:18 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mesti nya tidak ada satu pun bangsa di dunia yang merasa bangga dengan kemiskinan. Pasal nya, bukan saja kemiskinan dianggap sebagai momok pembangunan yang harus diperangi hingga tuntas, ternyata kemiskinan pun merupakan potret kegagalan sebuah bangsa dalam melakoni pembangunan nya. Hal yang sama juga berlaku bagi Indonesia. Itu sebab nya, ketika terpublikasikan ada nya warga bangsa yang makan nasi aking dan kondisi kehidupan nya mengenaskan, maka keadaan tersebut benar-benar merupakan sebuah aib yang memalukan. Apalagi kalau hal ini kita kaitkan dengan "semangat" Presiden Sby yang salah satu strategi nya memberantas kemiskinan (pro poor) hingga ke akar-akar nya dan mengganti nya dengan suasana hidup yang sejahtera.

Konstitusi negara telah menegaskan, salah satu tujuan Indonesia merdeka adalah "memajukan kesejahteraan umum", disamping tujuan-tujuan yang lain nya. Para pendiri republik ini betul-betul pro kesejahteraan dan anti kemiskinan. Spirit ini hendak nya tetap melekat dan mendarah-daging dalam sanubari bangsa Indonesia. Oleh karena itu, siapa pun yang diberi mandat untuk mengelola bangsa dan negara ini, sebagai warga bangsa, kita tetap berharap, di dada nya akan selalu terpatri kesungguhan nya guna menghapuskan kemiskinan dan mengganti nya dengan kesejahteraan. Sebab, pada kondisi sejahtera inilah persoalan lahir batin manusia akan terselesaikan.

Kemiskinan dan kelaparan, sudah sejak lama mengemuka menjadi masalah sekaligus musuh semua bangsa. Kemiskinan dinilai sebagai "luka pembangunan" yang perlu segera dicarikan solusi terbaik nya. Langkah untuk menghapuskan nya, tentu tidak cukup hanya dengan kemauan politik, namun untuk mewujudkan nya sangat dituntut ada nya tindakan politik yang realistik. Akibat nya wajar bila dalam perkembangan selanjut nya, semua negara dan seluruh bangsa di dunia sepakat untuk melawan dan memerangi kemiskinan, lewat berbagai kebijakan yang sistemik dan langsung menukik ke hal-hal yang menjadi akar permasalahaan nya. Semua sepakat, kita tidak boleh setengah hati dalam menyelesaikan masalah kemiskinan dan kelaparan.

Secara akademis, kemiskinan dapat digolongkan ke dalam dua keadaan, pertama adalah yang dinamakan dengan "kemiskinan alamiah" (natural poverty) dan kedua yang dinamakan sebagai "kemiskinan buatan" (structural poverty). Ke dua kategori kemiskinan ini, umum nya akan berbarengan terjadi dalam sebuah bangsa, sehingga ada kala nya kita kesulitan untuk menyatakan mana "kemiskinan alami" dan mana pula yang pas dikatakan "kemiskinan buatan". Hanya, sekira nya kita selami lebih dalam, dalam kehidupan kita sehari-hari, ternyata yang disebut dengan "kemiskinan buatan" relatif lebih sulit untuk dilakukan solusi cerdas nya, ketimbang yang dimaksudkan dengan kemiskinan alamiah itu sendiri.

Indonesia dikenali sebagai negara paling  serius dalam melawan kemiskinan dan kelaparan yang menyergap kehidupan warga bangsa nya. Indonesia tercatat sebagai negara yang telah mampu mengurangi jumlah penduduk miskin nya. Dan Indonesia pun pernah dicap sebagai bangsa yang memiliki kepedulian tinggi atas nasib dan kehidupan warga dunia yang dilanda musibah. Bukti nya, setelah Indonesia mampu menyabet atribut sebagai bangsa yang sudah mampu berswasembada beras pada tahun 1984 lalu, maka tanpa ragu-ragu Indonesia pun langsung mengirimkan bantuan beras kepada bangsa Ethopia di Afrika, yang ketika itu memang sedang dihadapkan pada bencana kehidupan yang mengenaskan. Tidak sedikit warga Ethopia yang terpaksa kehilangan nyawa karena lapar dan miskin.

Peran dan tanggungjawab negara di dunia dalam memerangi kemiskinan, tentu bukan hanya mengurusi warga bangsa nya sendiri. Mereka dituntut pula untuk memperhatikan nasib dan kehidupan warga dunia lain nya. Kemiskinan dan kelaparan bukan sekedar persoalan lokal, nasional atau regional, namun hal tersebut telah menjelma menjadi masalah global. Millenium Development Goal (MDGs) adalah bentuk dan wujud kepedulian bangsa-bangsa di dunia, yang ingin sesegera mungkin membumi-hanguskan kemiskinan di atas muka bumi ini. MDGs ingin memberi bukti tentang keberadaan dan posisioning negara dalam mengatasi kemiskinan dan kelaparan. Rasa nya Prabowo Subianto akan sepemikiran dengan pandangan yang demikian. Salam !

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun