Namun demikian, menurut penulis tetap ada positifnya grup kampus dan orang tua ini. Barangkali orang tua akan lebih tahu soal perkembangan anaknya tanpa terlalu bertanya pada anak.Orang tua juga akan update seputar isu di kampus.Misalnya kalau ada beasiswa terbau yang ditawarkan kampus.
Tentu di sisi lain, WAG orang tua  mahasiswa terlihat kurang mendidik. Mahasiswa yangs eharusnya sudah sangat mandiri dalam hubungannya dengan kampus, sebenarnya tak terlalu perlu lagi keterlibatan orang tua langsung dengan kampus. Dengan adanya WAG orang tua seakan-akan  seorang mahasiswa masih didampingi seperti tingkat pendidikan di bawahnya.
Kalaupun orang tua ingin update soal perkuliahan anak, sebaiknya langsung lewat si anak saja.Misal memantau prestasi akademik anak dan kegiatan lain di luar kampus. Ini sekaligus juga membangun kedekatan orang tua dan anak walau anak sudah besar dan berkuliah.
Memang ada saat-saat tertentu, kampus bisa menghubungi orang tua. Misal ketika anak terlihat memiliki prestasi akademik yang sanagat buruk dan dibawah rata-rata.Â
Bisa juga saat anak terlambat buat lulus kuliah. Kampus juga bisa menghubungi dalam hal pembayaran UKT yang terhambat misalnya. Namun tentu tak perlu lewat WAG khusus.
Keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak tentu kita sepakati sangat perlu. Namun ditingkat mahasiswa, keterlibatan lebih kepada kepercayaan yang lebih besar ke anak dan support dalam hal lainnya.Â
Tentu tujuannya bukan hanya soal kemandirian tetapi juga memberi kesempatan kepada mereka untuk berkembang dengan caranya sendiri.
Semoga bermanfaat  Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI