Mohon tunggu...
Enny Ratnawati A
Enny Ratnawati A Mohon Tunggu... Menulis untuk meninggalkan jejak kebaikan dan menghilangkan keresahan

Enny Ratnawati A. -- Suka menulis --- Tulisan lain juga ada di https://www.ennyratnawati.com/ --- Contact me : ennyra23@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Ketika Orang Tua Terlibat dalam Urusan Perkuliahan Anak

12 Maret 2025   10:40 Diperbarui: 13 Maret 2025   08:13 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi dunia kampus (foto : kompas.com)

Di kampus, kini ada grup WA khusus orang tua dan ada pertemuan orang tua yang diadakan kampus. Apakah indikasi anak kuliah masih kurang mandiri?  

Beberapa waktu lalu, teman di grup yang anaknya masuk sebuah kampus negeri bercerita tentang adanya WhatsApp Group (WAG)  juga di perkuliahan anaknya. WAG tersebut isinya para orang tua dan pihak kampus. " Ternyata anak kuliah juga masih ada WAG orang tua," ujarnya sedikit heran.

Fenomena keterlibatan orang tua di kampus memang semakin marak.Beberapa hari lalu teman yang lain juga menceritakan adanya pertemuan orang tua dengan pihak kampus. Cuma karena teman ini jauh, ini hanya mengikuti rapat secara online, sedangkan yang dekat atau masih terjangkau dari kampus, bisa mengikuti pertemuan secara offline. Pertemuan ini membahas seputar program kampus, khususnya di jurusan sang anak tersebut.

Keterlibatan orang tua di kampus bisa dikatakan hal baru. Mahasiswa 90an sampai 2000an, seperti saya, sangat merasakan, dulu sama sekali tak ada interaksi orang tua di kampus. 

Keberhasilan studi seorang mahasiswa sangat tergantung pada diri sendiri dan mungkin lingkungan pertemanannya. Orang tua hanya support soal biaya kuliah dan motivasi ke anak tapi tak tahumenahu soal kampus. Apalagi bila anak-anak tak bercerita.

Memang saat ini WAG hal yang wajar. Memiliki tiga anak misalnya, paling tidak punya enam (6) WAG.Yang pertama, WAG orang tua dengan guru/wali kelas. 

Biasanya  seluruh orang tua terlibat di grup ini. Tapi ada grup lainnya dalam satu kelas. Grup ini isinya hanya orang tua murid tanpa ada ibu/bapak gurunya.

Enam  grup tersebut biasanya tak cukup.Akan ada lagi grup ekskul, grup les anak, grup mengaji atau grup lainnya. Wah bisa dibayangkan kan banyaknya grup. Apalagi bila anaknya banyak. 

Ada Positif Negatifnya 

Balik lagi ke grup orang tua dan kampus tadi. Untungnya di kampus anak saya, grup seperti ini belum ada. Pertemuan dengan orang tua juga tidak ada. Kalaupun ada pengumuman resmi kampus biasanya ke anak saja dan akan diteruskan anak ke kami sebagai orang tua.

Namun demikian, menurut penulis tetap ada positifnya grup kampus dan orang tua ini. Barangkali orang tua akan lebih tahu soal perkembangan anaknya tanpa terlalu bertanya pada anak.Orang tua juga akan update seputar isu di kampus.Misalnya kalau ada beasiswa terbau yang ditawarkan kampus.

Tentu di sisi lain, WAG orang tua  mahasiswa terlihat kurang mendidik. Mahasiswa yangs eharusnya sudah sangat mandiri dalam hubungannya dengan kampus, sebenarnya tak terlalu perlu lagi keterlibatan orang tua langsung dengan kampus. Dengan adanya WAG orang tua seakan-akan  seorang mahasiswa masih didampingi seperti tingkat pendidikan di bawahnya.

Kalaupun orang tua ingin update soal perkuliahan anak, sebaiknya langsung lewat si anak saja.Misal memantau prestasi akademik anak dan kegiatan lain di luar kampus. Ini sekaligus juga membangun kedekatan orang tua dan anak walau anak sudah besar dan berkuliah.

Memang ada saat-saat tertentu, kampus bisa menghubungi orang tua. Misal ketika anak terlihat memiliki prestasi akademik yang sanagat buruk dan dibawah rata-rata. 

Bisa juga saat anak terlambat buat lulus kuliah. Kampus juga bisa menghubungi dalam hal pembayaran UKT yang terhambat misalnya. Namun tentu tak perlu lewat WAG khusus.

Keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak tentu kita sepakati sangat perlu. Namun ditingkat mahasiswa, keterlibatan lebih kepada kepercayaan yang lebih besar ke anak dan support dalam hal lainnya. 

Tentu tujuannya bukan hanya soal kemandirian tetapi juga memberi kesempatan kepada mereka untuk berkembang dengan caranya sendiri.

Semoga bermanfaat    

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun