Mohon tunggu...
Asmaul Asri
Asmaul Asri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Manusia yang bercita-cita hidup biasa-biasa saja

Manusia biasa yang senang aja kalau menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kicauan Merdu

30 Januari 2024   19:37 Diperbarui: 30 Januari 2024   19:39 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sebagaimana sore tanpa senja

Sebagaimana burung-burung yang menari-nari

Sebagaiamana lelaki paruh baya berjalan menuju masjid

Dan sebagaimana suara azan yang terdengar dari surau-surau kampung.

Burung-burung itu berkicau dengan merdu

Laiknya nyanyian-nyanyian yang tak kunjung usai

Menyapa senja yang tak kunjung muncul

Awan hitam mengambil alih, kataku.


Para caleg itu menebar janji dengan manis

Laiknya gula yang akan terasa pahit

Janji yang berujung pengingkaran

Suara yang dibeli dengan amplop.

Rakyat menjadi puan

Caleg menjadi pelayan

Angggota dewan didgdaya

Rakyat sengsara.

Januari usai meninggalkan Februari

Pesta demokrasi tinggal hitungan hari

Kicauan burung semakin merdu

Tapi ini bukan tentang burung.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun