Mohon tunggu...
Endang Noor Rachmat
Endang Noor Rachmat Mohon Tunggu... Alumni Ma'hadiyah 1980-1990

Endang Noor Rachmat adalah alumni Ma'hadiyah angkatan 1980-1990.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

80 Tahun Perjalanan Drs KH Saeful Azhar dalam Membangun Al-Basyariyah

7 September 2020   12:55 Diperbarui: 7 September 2020   21:14 1865
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rapat evaluasi Dewan Guru, tahun 1985

Mengembangkan Kampus-2 Cigondewah

Memasuki tahun 1987, dengan tekad yang bulat,  Buya mulai merintis dan membangun ruang kelas dan asrama dengan fasilitas yang alakadarnya, sebagian santri mulai ditempatkan di kampus 2 ini. Karena lokasinya yang terpencil jauh dari kota, tidak sedikit santri yang memilih keluar dari pondok, tapi hal itu bukan halangan baginya. Beliau berpegang teguh pada amanat gurunya, bahwa dirinya akan tetap  mengajar dan mendidik walaupun santrinya tinggal satu orang.

Suasana pondok di kampus Cigondewah tahun 1991/koleksi pribadi
Suasana pondok di kampus Cigondewah tahun 1991/koleksi pribadi
Buya dan Umi lebih banyak mencurahkan tenaga dan waktunya di lokasi yang baru (Cimindi-Cigondewah), sedangkan pengawasan di Komplek Markaz, LPK dan PRS untuk sementara diamanahkan kepada para mudabbir pondok termasuk saya.
Di saat perintisan komplek Cimindi inilah, lahir putri bungsunya yang diberi nama Indi Siti Nur Ihsani, yang sebelumnya Buya dan Umi memiliki lima orang putri yaitu Inna Siti Nurhasanah, Lela Siti Nurfajriyah, Iyam Siti Nurmaryamah, Isma Siti Nurhajar, Nida Siti Nurzahidah, dan seorang putra yang bernama Zen Anwar Saeful Basyari.

Menjadikan Komplek-2 Cigondewah Sebagai Pusat Kegiatan Pondok

Pada tahun 1989 secara resmi seluruh kegiatan santri TMI (Tsanawiyah & Aliyah) dipindahkan dari Cibaduyut ke Cigondewah. Markaz dan LPK dijadikan komplek TK dan SD, sedangkan PRS dikembalikan kepada pemiliknya.

Pada tahun 1990 saat saya keluar dari pondok bangunan kelas dan asrama masih sederhana bahkan ada yang masih terbuat dari bilik bambu dengan jumlah santri TMI dan Ma'hadiyah sebanyak 350 orang.

Sementara itu, Buya terus berjuang meningkatkan kualitas dan kuantitas santrinya, tanah dan komplek pondok terus diperluas, serta bangunan dan fasilitas pondok terus dibenahi.

Aula pertama di kampus Cigondewah/koleksi pribadi
Aula pertama di kampus Cigondewah/koleksi pribadi

Setelah 30 tahun berlalu tepatnya tanggal 16 Mei 2020 M./23 Ramadhan 1441 H., Buya ditinggal wafat oleh isteri tercinta (Hj. Umi Syaja'ah) yang telah sukses menemani perjuangannya, dan saya berkesempatan datang berta'ziyah bahkan "mondok" untuk sekedar menemani Buya yang sedang berduka. 

Dalam kesempatan itu saya dan beliau ngobrol tentang  perkembangan pondok hingga saat ini, yang memiliki empat lokasi, yang terdiri dari Kampus-1 di Jalan Cibaduyut & Jalan Sauyunan, Kampus-2 di Cigondewah (khusus untuk santri TMI- Mu'addalah), Kampus-3 di Arjasari-Banjaran, dan Kampus-4 di Jalan Caringin-cikungkurak (sebagai cikal bakal perintisan pondok untuk pertama kalinya), dengan luas tanah 17 hektar dan jumlah santri yang di asrama 2500 orang.

Kalau saja tidak melihat sendiri, mungkin saya tidak percaya dengan perkembangan pondok yang begitu cepat dan dinamis karena saya tahu saat masa prihatinnya pondok. Saya tahu persis perjuangan Buya dahulu, karena waktu saya mondok, beliau menjadikan saya tangan kanan kepercayaannya, sekretaris pribadinya, bahkan asisten pribadinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun