Hujan air mata dari pelosok negeriÂ
Saat melepas engkau pergiÂ
Berjuta kepala tertunduk haruÂ
Terlintas nama seorang sahabatÂ
Yang tak lepas dari namamu
Begitulah sepenggal lirik lagu yang dinyanyikan oleh legenda Iwan Fals pada tahun 1981 dengan judul "Hatta". Lagu yang diciptakan untuk mengenang wafatnya Wakil Presiden RI yang pertama, seorang negawaran besar, sosok yang sederhana nan bersahaja, sang Proklamator, Mohammad Hatta.
Tepat hari ini, 14 Maret 1980, empat dasawarsa silam Bung Hatta meninggal dunia pada usia ke 77 tahun. Sehelai surat wasiat yang dituliskannya semakin menunjukan sikap kesederhanaan dan kebersahajaannya.Â
Hatta tidak ingin dimakamkan di Taman Makam Pahlawan, ia ingin dimakamkan di pemakaman biasa sebagaimana wasiatnya "Saya ingin dikuburkan di kuburan rakyat biasa yang nasibnya saya perjuangkan seumur hidup saya". Tanah kusir pun menjadi tempat peristirahatannya yang terakhir.
Hatta adalah seorang patriot yang telah menisbahkan seluruh hidupnya untuk tanah airnya. Hatta adalah seorang negawaran dari sedikit negarawan yang memberikan kontribusi kepada Indonesia berupa catatan dari pemikiran briliannya dan ratusan tulisan yang memuat ide dan gagasannya yang cerdas.
Tahun 1927, ketika Hatta sedang menempuh pendidikan di Rotterdam, dia di seret kedalam jeruji besi oleh pemerintah Belanda.Â
Penyebabnya adalah tulisan-tulisan Hatta yang dinilai provokatif dan penuh kritik pada pemerintah kolonial Belanda yang ditulis di Majalah Indonesia Merdeka. Majalah yang dilahirkan oleh Perhimpunan Indonesia yang anggotanya para mahasiswa Indonesia di Belanda.
Hatta tidak gentar dan semangatnya tidak surut sedikitpun.
Di balik dinginnya tembok penjara ia merumuskan sebuah pidato pembelaan yang sangat fenomenal.
Pidato itu ia namakan Indonesia Vrij (Indonesia Merdeka) yang dibacakan Hatta ketika dihadapkan ke pengadilan di Den Haag. Dengan lantang Hatta berkata "Bahwa penjajahan Belanda akan berakhir, bagiku itu pasti. Itu hanya soal waktu dan bukan soal ya atau tidak. Janganlah Nederland menyugesti dirinya sendiri, bahwa penjajahannya akan tetap sampai akhir zaman".