Mohon tunggu...
Kholid Harras
Kholid Harras Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Pendidikan Indonesia

Pemerhati pendidikan, politik, dan bahasa

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Ramadan dan Gerakan Peningkatan Literasi Umat

1 Maret 2024   21:09 Diperbarui: 12 Maret 2024   13:54 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puasa dan Budaya Literasi (nu.or.id) 

Dari perspektif budaya, diturunkannya kitab suci Al-Quran telah mengubah bangsa Arab  dan bangsa-bangsa lain manapun di dunia ini yang menjadikan Islam sebagai agama mereka, dari  kelisanan (orality) menjadi keberaksaraan (literacy). Dari bangsa yang semula berbudaya yang didominasi oleh 'omong-dengar'  menjadi bangsa yang berbudaya 'membaca-menulis', atau yang saat ini disebut literasi.

Kemudian seperti  dibuktikan dalam sejarah peradaban umat manusia, kepemilikan budaya literasi tersebut yang pada giliranya  telah menjadi faktor penentu utama maju-mundurnya banyak bangsa sekaligus pencapaian puncak-puncak peradaban mereka di muka bumi ini. Hampir dapat dipastikan, tidak ada bangsa di dunia ini yang berhasil menjadi bangsa yang disegani dan digjaya dalam capaian puncak peradaban mereka tanpa ditopang oleh kepemilikan budaya literasi masyarakatnya.

Membicarakan budaya literasi dalam konteks Indonesia, sejak bangsa ini  merdeka hingga kini,  kondisinya masih belum banyak berubah. Bahkan akibat serbuan teknologi digital yang penggunaanya kerap salah kaprah, kondisinya menjadi semakin parah: budaya kelisanan yang semakin mengalami pencanggihan, akibat ditopang oleh penggunaan teknologi digital. Menurut data, dari  sekira 270 juta penduduk negara kita,   lebih dari 60%  telah memanfaatkan teknologi  digital dalam keseharian komunikasi mereka. Di sisi lain budaya membaca buku semakin dijauhi. 

Begitu juga kala  merujuk data-data hasil penelitian berbagai Lembaga riset internasional, misalnya PISA dan OECD, diketahui kemampuan literasi atau  baca-tulis dan atau minat para siswa kita pada berbagai jenjang  terhadapnya. Dari waktu ke waktu kita masih  harus mengelus dada, karena   urutan  atau skor mereka dibandingkan dengan para siswa negara lain tidak pernah beranjak dari lima besar urutan dari bawah.


Kedatangan bulan Ramadan semestinya  dapat dimanfaatkan sebagai momentum untuk meningkatkan literasi di kalangan masyarakat Indonesia, yang mayoritasnya beragama Islam. Ramadan, sebagai bulan di mana Al-Quran pertama kali diturunkan, menjadi momen yang tepat untuk merenungkan makna perintah "Iqra" ini dan meningkatkan literasi, baik secara agama maupun umum, dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan memanfaatkan momen keberkahan bulan Ramadan, umat Muslim dapat meraih manfaat ganda: meningkatkan ibadah dan spiritualitas, serta meningkatkan literasi dan pengetahuan agama. Hal ini akan memberikan dampak positif dalam pembentukan identitas, persepsi, dan kepribadian umat Muslim.

Beberapa program  yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan Ramadan sebagai bulan gerakan untuk meningkatkan literasi bangsa. Pertama, menyelenggarakan  "Program Literasi di Masjid dan Musholla". Bentuknya bisa mengadakan program kelas baca Al-Quran  atau kajian tafsir untuk semua usia, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Program ini dapat memotivasi umat untuk memahami makna Al-Quran lebih dalam. Bisa juga mengadakan program literasi khusus untuk anak-anak di masjid atau musholla, dengan membacakan cerita-cerita Islami, dongeng, atau bahan bacaan yang mendidik lainnya.

Kedua, menyelenggarakan "Kompetisi dan Lomba Literasi". Bentuknya dengan mengadakan lomba baca Al-Quran baik untuk anak-anak maupun dewasa dengan berbagai kategori, seperti tahfidz (menghafal), tartil (membaca dengan baik), dan lainnya. Bisa juga untuk mendorong anak-anak dan remaja, diadakan lomba  menulis cerita-cerita Islami. Lomba ini dapat memotivasi mereka untuk mengembangkan kreativitas dan kecintaan pada literasi. Bentuk lainnya, mengadakan lomba pidato atau ceramah Islami dengan tema yang menarik dan aktual.

Ketiga, mengupayakan Perpustakaan Mini di Masjid atau musholla. Caranya dengan menerima donasi  buku-buku agama, buku-buku Islami, dan buku-buku motivasi dari masyarakat. Setelah itu meminjamkannya kepada anak-anak yang tinggal di lingkungan sekitar masjid atau musholla.

Keempat, menyosialisasikan Penggunaan Teknologi dalam mendapatkan informasi. Misalnya dengan mempromosikan aplikasi dan situs web Islami yang menyediakan bahan bacaan Al-Quran, tafsir, hadis, dan literatur Islami lainnya. Juga dengan memanfaatkan teknologi dengan live streaming kajian dan ceramah Islami yang dapat diikuti oleh masyarakat di rumah mereka.

Dengan memanfaatkan bulan Ramadan sebagai momentum untuk meningkatkan literasi, masyarakat Indonesia dapat merasakan manfaatnya dalam pemahaman agama, pengembangan diri, dan pembangunan intelektual. Semua ini dapat berkontribusi pada pembentukan individu yang lebih baik, serta meningkatkan kecintaan pada literasi dan pengetahuan Islami di tengah-tengah masyarakat. Marhaban Ramadan!***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun