Mohon tunggu...
Nurdin Taher
Nurdin Taher Mohon Tunggu... Administrasi - Keberagaman adalah sunnatullah, karena itu pandanglah setiap yang berbeda itu sebagai cermin kebesaran Ilahi. Surel : nurdin.en.te.70@gmail.com0

Lahir dan besar di Lamakera, sebuah kampung pesisir pantai di Pulau Solor, Flores Timur. Menempuh pendidikan dasar (SD) di Lamakera, kemudian melanjutkan ke SMP di Lamahala, juga kampung pesisir serta sempat "bertapa" 3 tahun di SMA Suryamandala Waiwerang Pulau Adonara, Flores Timur. Lantas "minggat" ke Ujung Pandang (Makassar) pada Juli 1989. Sejak "minggat" hingga menyelesaikan pendidikan tinggi, sampai hari ini, sudah lebih dari 30 tahun berdomisili di Makassar. Senantiasa belajar dan berusaha menilai dunia secara rasional dengan tanpa mengabaikan pendekatan rasa, ...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bertemu Ali Imron (Terpidana Seumur Hidup Bom Bali): Memahami Ulang Konsep Jihad dan Takfiri

2 Juni 2016   08:18 Diperbarui: 2 Juni 2016   13:56 1257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gbr. : http://front-pembelaislam.blogspot.co.id/

Jihad itu sendiri dalam bahasa Arab diartikan sebagai berjuang. Berjuang di tidak semata berjuang secara fisik, tetapi bagaimana seorang muslim dalam pengkhidmatannya sebagai hamba Allah senantiasa berusaha untuk memperoleh keridhaan-Nya.

Jihad merupakan salah satu istilah yang sering disalahpahami artinya. Sebagian orang memahami arti jihad dengan pemahaman yang sempit. Jika di sebut kata jihad, maka yang terbayang di dalam benak adalah peperangan, senjata, darah, dan kematian. Kewajiban berjihad dimaknai sebagai kewajiban memerangi orang-orang kafir dan munafik hingga mereka masuk Islam. Pemahaman itu tidak benar, karena jihad tidak hanya berarti berperang secara fisik dengan mengangkat senjata, tetapi memunyai arti yang luas. Perang hanyalah salah satu bentuk jihad yang di lakukan dalam kondisi tertentu (sumber)

Konsep jihad sebagaimana diperintahkan dalam Islam bukanlah tentang membunuh atau dibunuh tetapi tentang bagaimana berjuang keras memperoleh keridhaan Ilahi. Baik perorangan mau pun secara kolektif, jihad merupakan suatu hal yang esensial bagi kemajuan ruhani. Menurut Ibnu Taimiyah, “hakikat jihad adalah upaya yang sungguh-sungguh untuk mencapai hal-hal yang diridhai oleh Allah seperti iman dan amal saleh, sekaligus untuk menolak hal-hal yang dibenci-Nya seperti kekufuran, kefasikan, dan kemaksiatan” (sumber).

Ekspresi jihad secara fisik yang dipraktekkan secara radikal dewasa ini oleh sekelompok orang, sehingga membuat konsep jihad dalam Islam dipandang dan diasumsikan secara negatif akibat ulah orang-orang yang memahami Islam secara tekstual semata.  Karena ulah-ulah seperti kekerasan dengan melakukan tindakan bom bunuh diri sehingga melukai keindahan Islam itu sendiri. Konsep Jihad pun sering diputarbalikkan dan dikonotasikan secara negatif tidak dapat dihindari. Padahal dari sudut mana pun Islam adalah sebuah ajaran yang mengutamakan kedamaian. Islam sebagaimana Allah menyebutnya dalam Al-Quran sebagai rahmatan lilalamien.  

Gerakan Radikal

Islam berarti agama yang damai. Seseorang yang mengikuti Islam akan menemukan bahwa dirinya dilingkupi oleh ajaran luhur yang bertujuan untuk memelihara hubungan baik dengan pencipta, sesama manusia, dan menjaga hubungan baiknya dengan makhluk lain, serta juga perlakuan baik terhadap alam lingkungan. Dalam perspektif seperti itu pertanyaan kemudian hadir di benak kita sebagai pemeluknya adalah bagaimana mungkin ajaran luhur semacam ini dapat disalahtafsirkan oleh orang-orang yang berpaham picik sehingga harus terlibat dalam urusan terorisme?


Sumber gbr. : https://pkb6nurhidayat.wordpress.com
Sumber gbr. : https://pkb6nurhidayat.wordpress.com
Terorisme secara sederhana didefinisikan sebagai paham yang dalam mencapai tujuannya menggunakan dan menghalalkan cara-cara kekerasan, intimidasi, dan juga ancaman (fisik). Sedangkan orang-orang yang terlibat menggunakan cara kekerasan secara sistematis untuk mencapai tujuan-tujuan politik tertentu bersifat jangka pendek. Bisa juga menunjuk pada seseorang yang menguasai atau memaksa pihak lain untuk melakukan sesuatu dengan menggunakan kekerasan, ketakutan atau ancaman (sumber).

Islam Takfiri

Banyak hal yang ustadz Ali Imran ini sampaikan pada kultum itu. Antara lain juga mengenai pimpinan gembong teroris kelompok Poso, Santoso. Menurutnya bahwa Santoso satu gerakan bersama mereka (Mukhlas, Amrozy, Ali Imran, dll). Mereka semua, kecuali Amrozy  merupakan alumni perguruan Afghanistan. Jadi militansi mereka terhadap perjuangan dan misi Islam berawal dan terbentuk sejak dari melihat kondisi dan situasi politik dan perjuagan umat muslim di Afghanistan.

Ali Imron juga menyebutkan bahwa Santoso semakin berubah radikal setelah kelompok ISIS mendeklarasikan diri. Sebelum itu Santoso pernah bergabung dalam Jamaah Islamiyah, kemudian itu masuk menjadi anggota Ansharut Tauhid (AT) pimpinan Abubakar Baasyir. Menurut Ali Imran, bahwa setelah bergabung dengan ISIS Santoso semakin memantapkan identitasnya sebagai Islam Takhfiri. Takfiri adalah perilaku mengkafir-kafirkan sesama muslim dan melakukan kekerasan terhadap orang yang mereka anggap kafir (sumber).

Perilaku ini tanpa disadari sebenarnya berpengaruh buruk terhadap pelaku takfiri. Ada lima kerugian yang akan berakibat kepada pelaku takfiri bila senantiasa memandang orang yang berbeda dengan paham mereka kemudian dengan mudah mengkafirkan tanpa hak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun