Mohon tunggu...
Denny Boos
Denny Boos Mohon Tunggu... Administrasi - Profesional

Perempuan asal Tobasa. Menyukai hal-hal sederhana. Senang jalan-jalan, photography, sepedaan, trekking, koleksi kartu pos UNESCO. Yoga Iyengar. Teknik Sipil dan Arsitektur. Senang berdiskusi tentang bangunan tahan gempa. Sekarang ini sedang ikut proyek Terowongan. Tinggal di Berlin.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

[Museum] Pergamon: Koleksi Museum Seni Islam Terbaik di Dunia

1 Februari 2016   01:35 Diperbarui: 4 Februari 2016   03:22 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 [caption caption="Museum Pergamon"][/caption]

(Mengintip Pergamon dari salah restoran)

Kalau cuaca dingin begini, wisata museum menjadi salah satu pilihan karena kita tetap bisa menggunakan waktu dan melakukan sesuatu yang menarik. Menarik nggak sih ke museum? Atau malah kuno? Haha. Saya suka sejarah, jadi, menarik saja menurutku mengetahui sesuatu hal yang baru.

Ceritanya, Sabtu pagi itu, si abang nanya, „besok sepulang gereja kita mau kemana? Mau nyobain restoran yang di pojok itu nggak?” Dia menyebutkan sebuah nama restoran Tapas (Spanyol) yang minggu sebelumnya kami bicarakan. Dia sih enak, makan seberapa saja nggak ngembang. Nah, saya? Naikin berat badannya cepat, turuninnya bertahun-tahun.

Jadi, mumpung masih dalam penawaran, saya terpikir mengajukan penawaran balik “gimana kalau kita ke Museum Pergamon saja?” Dia nyengir tapi kemudian beranjak dari depan tv lalu mengambil tab. Karena tidak ada “ya” atau “tidak” saya pikir penawaran saya tidak menarik. Namun beberapa menit kemudian dia bilang „tiketnya sudah saya beli online, kita ke Museum Pergamon besok, sekarang kita siap-siap ke Prenzlauer Berg (maksudnya ke tempat fitness).”

Horee!


Cukup! Cukup! Intronya kebanyakan.

-ooOoo-

Gereja Berliner Dom dan Museum Pergamon berjarak tidak jauh satu sama lain, jadi tidak perlu pindah parkir siang itu. Saat kita tiba di museum Pergamon, antrian sudah panjang di depan museum. Beruntung tiketnya dibeli online, rupanya, yang membeli tiket online diberi akses khusus, tidak perlu ikut dalam antrian yang panjang. Asik! Tiket untuk orang dewasa dikenakan 12 Euro sementara untuk pelajar/mahasiswa 6 Euro.

 

(selasar menuju Museum Pergamon)

Oh iya, museum Pergamon Berlin adalah bagian dari Museumsinsel (museum=museum; insel=pulau). Mungkin karena letak museum-museum tersebut seperti didalam pulau dimana lokasinya memang dikelilingi oleh sungai Spree sehingga dinamai demikian. Museumsinsel ini masuk dalam warisan budaya UNESCO sejak tahun 1999 dimana Museumsinsel itu sendiri terdiri dari 5 museum: Altes Museum, Neues Museum, Alte Nationalgalerie, Bode Museum dan Pergamon Museum.

Jangan lupa, di pintu masuk, kita bisa meminjam head set dengan setting bahasa yang kita inginkan (Inggris, Jerman, Rusia, Prancis, dll, tapi sayangnya, bahasa Indonesia belum ada). Dengan alat tersebut, kita bisa tau lebih banyak tentang koleksi antik dan artefak sesuai dengan penomorannya. Dan terkait dengan hobi orang Jerman meneliti, di sana kita bisa melihat hasil dari penelusuran mereka dari beberapa tempat. Cerita penelusuran artefak Babylon, Uruk, Assur, Miletus, Priene and Mesir ada di sini.

 

(kira-kira beginilah di masa itu)

 

(facade nya)

 

(dindingnya)

 

(Hebat yah desain dan kosep nya! Dimana kira-kira gerbang ke-8 Pergamon?)

Apa yang menarik? Bisa dibilang, Museum Pergamon ini adalah salah satu tempat wisata populer di Berlin dengan kunjungan turis pertahun lebih dari satu juta pengunjung. Museum ini tidak saja berisi koleksi seni dan arkeologi tapi juga berisi koleksi antik dan Islamic Art dari middle east. Dua bagian utama dari museum adalah Pergamon Altar dan Gerbang Ishtar.

Pergamon Altar

Pergamon Altar adalah monumen yang dibangun di masa pemerintahan Raja Eumenes II di pertengahan abad ke-2 SM di salah satu teras acropolis, kota Yunani Kuno Pergamon di Asia kecil. Altar punya unsur politik masa itu. Karena itu, strukturnya memang terlihat sangat megah dengan tangga depan yang memiliki lebar hampir 20 m. Jika sejarah kembali ke tahun 1878-1886, saat itu Carl Humann dari Jerman melakukan penggalian resmi acropolis dari Pergamon. Atas kesepakatan dengan Turki, semua hasil penggalian arkeologi saat itu akan menjadi milik museum Berlin, sekaligus, menjadi asal usul Pergamon Altar bisa dilihat di Museum ini.

 

(20 meter? proses perbaikan memang sedikit merusak pemandangan)

 

(The Market Gate of Miletus)

Gerbang Ishtar

Gerbang Ishtar dulunya adalah gerbang kedelapan di kota Babilonia. Gerbang ini dibangun sekitar tahun 575 SM ketika pemerintahan Raja Nebukadnezar II. Awalnya gerbang ini dianggap sebagai Tujuh Keajaiban Dunia walau kemudian digantikan oleh Mercusuar Iskandariyah di abad ke-6. Ketika memasuki museum, kita akan melihat pintu gerbang ini di sebelah kanan dengan warna biru terang mengkilap mendominasi dinding, yang terbuat dari batu alam. Gerbang ini didekorasi dengan mozaik bermotif naga, singa dan sapi yang melambangkan dewa utama Babel. Saat ini, museum dalam masa rekonstruksi dengan menggunakan batu asli, dan rencananya akan dibuka untuk pengunjung di akhir tahun 2019. Tapi tidak usah kuatir, museum secara umum tetap buka dan bisa dilihat walau scaffolding ada dibeberapa bagian gedung.

 

(Gerbang Ishtar)

 

(Gerbang Ishtar dan dinding sekitarnya)

Museum Seni Islam

Museum seni Islam di dalam Pergamon ini berisi koleksi artefak terbaik diantara Islamic Art Museum di dunia saat ini, dengan jumlah 93.000 jenis koleksinya. Kubah Alhambra, Granada (Spain), tempat sembahyang Niches dari Kashan (Iran) serta Konya (Turki) menjadi bagian penting dari museum seni tersebut. Disamping itu, koleksi karpet Ottoman dari Persia dan karya bibliografi seni bisa ditemui di museum ini. Koleksi ditampilkan secara berurutan sehingga kita bisa mengikuti tahapan serta perkembangan seni Islam dan juga sejarahnya. Saat ini hanya sedikit yang dipamerkan berhubung dengan masalah perluasan museum. Rencananya, tahun 2020 nanti, akan dikembangkan 3 kali lipat dan lebih fokus pada seni, arsitektur dan arkeologi Islam.

 

(salah satu ruang museum seni Islam dengan Konya dari Turki dari samping)

 

(Konya dari Turki)

 

(Beberapa koleksi)

 (kubah Alhambra dari Spanyol)

(detail kubah Alhambra)

 

(Tempat sembahyang Niches dari Kashan (Iran))

 

 (Detai Niches dari Kashan)

 

(ini berasal dari Sirçali Madrasa di Konya, Turki)

 

(Koleksi karpet di salah satu ruangan)

Berjalan memasuki museum Pergamon lalu melihat koleksinya, rasanya memang seperti sedang berada di timur tengah atau Mesir gitu. Tiga jam lebih kita berpindah dari satu ruang ke ruangan lain tidak terasa. Membaca sejarah di sana, banyak hal yang mengagumkan menurut saya, tidak hanya koleksinya yang merepresentasikan kehidupan yang sudah "wah" pada masa itu tapi juga bagaimana pengetahuan mereka yang sudah tinggi dalam hal seni juga arsitektur. Jadi, kalau ke Berlin, tempat ini boleh dimasukkan dalam list. UNESCO nggak salah merujuk tempat ini sebagai warisan budaya.

 

(salah satu ruangan favorit saya, ruangan dengan jendelanya yang tinggi. Di pintu masuk, ada Statue of a lamassu, dengan badan singa dengan sayap dan kepala manusia. Biasanya ditempatkan di pintu gerbang utama memasuki kota masa itu).

 

(Berpose dengan relief dimasa Archaemenid yang dulu ditempatkan di teras istana Darius I di Persepolis atau Xerxes)

Sumber:

Kunjungan ke Museum Pergamon
http://whc.unesco.org/en/list/896
http://www.smb.museum/en/museums-and-institutions/museumsinsel-berlin/home.html
https://de.wikipedia.org/wiki/Museumsinsel_%28Berlin%29
http://www.berlin.de/en/museums/3108456-3104050-pergamonmuseum.en.html
http://www.discoverislamicart.org/pm_museum?theme=ISL&id=Mus01;de

.

noted: tulisan ini sebelumnya sudah saya posting minggu lalu tapi dengan tidak sengaja terhapus. maaf untuk teman-teman yang sudah komentar dan vote, nge share di facebook. kemarin taunya saat ada yang menanyakan lewat inbox facebook. saya copy lagi dari blog (back up) ke sini karena nggak ngerti gimana kontak admin, sudah coba cari nggak ketemu. dan, oh, ya... ternyata foto-foto nya nggak hilang, saya cuma buka media library dan semua foto nya ada di sana (makasih buat sistem nya yang satu ini min).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun