Mohon tunggu...
Latatu Nandemar
Latatu Nandemar Mohon Tunggu... lahir di Pandeglang Banten

Lahir di Pandeglang, Banten. seorang introvert yang bisa menjadi extrovert ketika situasi mengharuskan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menjadi Guru Tidak Gampang

1 Februari 2023   14:25 Diperbarui: 1 Februari 2023   14:25 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah melakukan teguran keras tersebut, sang guru merasa harga dirinya sedikit terobati, guru tersebut seperti sosok yang sangat berwibawa, elegan, berjiwa pemimpin dan perasaan-perasaan bangga lainnya. Sepertinya esok, guru tersebut akan menjadi pemenang dalam urusan yang belum selesai bersama murid bengal yang satu ini.

Tetapi perkiraan guru tersebut ternyata sangat salah. Esoknya wibawa guru tersebut justru sangat ambyar. Hancur lebur. Bagaimana tidak? Sang murid datang dengan penampilan yang sama sekali tidak berubah. Dan parahnya lagi, dia datang bersama ayahnya. Rupanya murid guru tersebut ini mengadu kepada ayahnya masalah urusan rambut ini. Dan coba tebak! Ternyata sang ayah memiliki penampilan yang sangat sama persis.

Rambut gondrong dan juga dengan warna merah menyala. Yang membedakan antara mereka hanyalah si anak menggunakan seragam sekolah sementara si ayah hanya memakai kaos oblong dengan golok terselip di pinggangnya. Mungkin ini yang disebut definisi "Like Father Like Son". Atau juga contoh tepat dari perumpamaan "Buah Jatuh Tak Jauh Dari Pohonnya".

Rupanya si ayah datang untuk memberi 'pelajaran' kepada guru tersebut (padahal yang akan diberi pelajaran oleh si ayah adalah seorang guru, yang profesinya memberikan pelajaran) karena telah mengatur-atur urusan rambut anaknya. Sang ayah memaki-maki guru tersebut.

guru tersebut yang sangat anti kekerasan, terutama di hadapan jawara yang menyelipkan golok di pinggangnya, hanya diam dengan ketenangan yang dipaksakan. Perasaan wibawa dan bangga guru tersebut ketika menegur dengan sangat keras di hari kemarin benar-benar musnah tak tersisa. Rupanya sang ayah adalah jawara yang lumayan ditakuti di wilayahnya.

Pengalaman yang guru tersebut dapatkan akhirnya membawa dirinya pada satu kesimpulan bahwa tidak mudah menjadi seorang guru karena Harus menghadapi kesulitan yang beragam. Misalnya Karakter anak-anak yang sulit diatur karena sedang dalam masa pencarian jati diri.

Tidak bisa memberi sanksi secara fisik karena mereka dibentengi oleh Undang-undang Perlindungan Anak sementara Undang-undang Perlindungan Guru tidak jelas di mana keberadaannya. Tidak bisa asal menegur murid karena khawatir terjadi hal seperti di atas tadi. Dan juga honor yang tidak sebanding dengan rasa lelah ataupun risiko yang harus didapatkan.

Guru tersebut benar-benar berharap agar kesejahteraan, keamanan dan kenyamanan profesi  guru benar-benar diperhatikan oleh pemerintah. Sehingga kualitas guru jadi semakin meningkat dan memiliki totalitas dalam menjalankan profesi atau pengabdiannya sebagai pendidik karena kehidupannya terjamin dengan baik.

Dan... guru tersebut yang mengalami kejadian di atas tadi adalah saya. Hahaha...

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun