Ke lembah mencari kayu, bersama ibuku tercinta. Dahulu semasa itu saat kami selalu bersama, apapun yang dilakukan aku selalu bahagia. Asalkan aku selalu bersama ibu dan ayah.
Menurun mendaki membawa kayu. Kadang jalan licin kaki kami terkilir. Jatuh sudah kayu di jalanan, kemudian dikumpulkan kembali. Putus sudah ikatan kuat yang dipasangkan ayah dan ibuku tadi
Jalan setapak kami dilewati. Tanpa pakai alas kaki. Tak jarang kaki tertusuk duri namun itu tak dihiraukan. Parang diikat didekat pinggang. Kain sarung jadi senggulung. Berat kayu tak dirasakan asal mengepul asap di dapur
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!