Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta
Pemateri 1
ibu Kompol Leo Nisya Sagita, S.I.K. Kasubditbintibsos Ditbinmas Polda DIYÂ
"Kehidupan Berbangsa, Bernegara, Pembinaan Kesadaran Bela Negara"
       Peran Strategis mahasiswa Upaya Bela Negara di Era Post-Truth : menjawab tantangan diinformasi dan memperkuat ketahanan bangsa melalui generasi penerus yang cerdas dan berintegritas. literasi digital sarin sebelum sharing, tanggal hoaks dengan fakta, dan gunakan teknologi untuk menyebarkan narasi positif tentang indonesia. pendidikan kewarganegaraan memperkuat pendidikan kewarganegaraan dan bela negara di kampus sebagai fondasi moral dan patriotisme yang kokoh. kegiatan nasional aktif dalam kegiatan sosial dan budaya yang mempererat persatuan dan menumbuhkan rasa cinta air yang mendalam.
       Agen perubahan dan penjaga nilai bangsa yaitu : Agent of change (pergerakan perubahan positif dalam masyarakat dan pembangunan bangsa), iron stock (cadangan kekuatan bangsa untuk masa depan indonesia yang lebih baik), kekuatan moral (penjaga nilai-nilai luhur pancasila dan integritas bangsa), kontrol social ( pengawasan jalannya pemerintahan dan pembangunan demokratis. Bela negara bukan hanya soal militer, tetapi sikap aktif belajar dengan rajin, taat hukum, melestarikan budaya, dan menolak segala bentuk radikalisme yang mengancam persatuan.
      Ancaman baru bela negara, informasi hoaks dan diinformasi menyebar dengan cepat di era digital, memicu perpercahan sosial dan menurunkan semangat nasionalisme di kalangan masyarakat indonesia. 39 % mahasiswa terpapar, mahasiswa terpapar paham radikal menurut penelitian lemhannas RI 2024. tantangan utama : bagaimana mahasiswa meyaring informasi dan menjaga integritas bangsa ditengah arus informasi yang tidak jelas kebenarannya. Kesimpulan : mahasiswa kunci ketahanan bangsa di era post-truth, bela negara adalah kewajiban setiap warga negara terutama mahasiswa sebagai generasi penerus dan agen perubahan yang memiliki tanggung jawab besar.Â
"Cita-Cita Muhammadiyah"
      Cita-cita muhammadiyah adalah mewujudkan negara indonesia sebagai "baldatun wa rabbun ghafuur", yaitu suatu negeri yang baik dan berada dalam ampunan Allah. Definisi darul ahdi wa syahadah adalah prinsip muhammadiyah tentang indonesia sebagai negara hasil kesepakatan (ahdi) seluruh elemen bangsa. sekaligus tempat persaksian (syahadah) bagi umat islam untuk memberikan kontribusi terbaik. tujuan utamanya adalah meneguhkan komitmen kebangsaan menjaga indonesia sebagai amanah Allah, membuktikan peran umat islam berkontribusi nyata dalam pembayaran bangsa, menguatkan nilai keislaman dan kebangsaan islam rahmatan lil'alamin dalam konteks NKRI, mencegah perpecahan bangsa memperkokoh persatuan dalam keberagaman. Negara pancasila sesuai dengan islam karena mengandung nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, musyawarah, dan keadilan yang sejalan dengan prinsip rahmatan lil'alamin. Darul ahdi wa syahadah bahwa negara pancasila merupakan hasil kohensus nasional (dar al-'ahdi) dan tempat pembuktian atau kesaksian (dar al-syahadah) untuk menjadi negeri yang aman dan damai (dar al-salam) menuju kehidupan yang maju, adil, makmur, bermartabat, dan berdaulat dalam naungan ridha Allah SWT.Â
       Prinsip-prinsip darul ahdi wa syahadah yaitu menghormati kesepakatan nasional, menjadi warga negara yang bertanggung jawab, kesaksian iman dan amal shalih, membangun peradaban utama. negara pancasila sebagai darul ahdi wa syahadah : beriman dan bertaqwa (QS. Al-A'raf : 96), beribadah dan memakmurkannya (QS. Adz-Dzariyat : 56, Hud : 61), menjalankan fungsi kekhalifahan dan tidak membuat kerusakan di dalamnya (QS. Al-Baqarah : 11,30), memiliki relasi hubungan dengan Allah (habluminallah) dan dengan sesama (habluminannas) yang harmonis (QS. Ali imran : 112), mengembangkan pergaulan antar komponen bangsa. Kedudukan negara pancasila yaitu muhammadiyah memandang NKRI sebagai negara pancasila yang lahir 17 Agustus 1945 berlandaskan falsafah luhur dan sejalan dengan ajaran islam, esensi pancasila selaras dengan islam mengesakan Allah, menjunjung kemanusiaan, menjaga persatuan, bermusyawarah dengan bijak, serta menegakkan keadilan bagi semua, negara pancasila yang berjiwa, berpikir, dan bercita-cita luhur sebagaimana pembukaan UUD 1945, dapat diwujudkan sebagai Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur.
       Banyak tokoh peran muhammadiyah yang telah memberikan kontribusi besar bagi bangsa, bahkan beberapa di antaranya ditetapkan sebagai pahlawan nasional. keberadaan pahlawan nasional dari muhammadiyah menjadi bukti bahwa gerakan islam berkemajuan ini penting dalam sejarah bangsa. Pahlawan nasional dari warga muhammadiyah yaitu KH. Ahmad Dahlan dan Siti Walidah (Nyai Ahmad Dahlan). Peran strategis muhammadiyah : muhammadiyah sebagai kekuatan nasional sejak awal berdirinya pada tahun 1912 telah berjuang dalam pergerakan kemerdekaan dan melalui para tokohnya terlibat aktif mendirikan Negara Republik Indonesia yang diproklamasikan pada 17 Agustus 1945, KH. Ahmad Dahlan dan Nyai Walidah hingga sesudahnya mengambil peran aktif dalam usaha-usaha kebangkitan nasional dan perjuangan kemerdekaan. Kiprah muhammadiyah tersebut melekat dengan nilai dan pandangan islam berkemajuan yang menjadikan komitmen cinta pada tanah air sebagai salah satu wujud keislaman.Â
       Contoh penerapannya adalah muhammadiyah membangun sekolah dan universitas untuk mencerdaskan bangsa (kesaksian nyata), aktif dalam diplomasi kemanusiaan di palestina dan rohingya (kesaksian global), konsisten mendukung NKRI berdasarkan pancasila (wujud penerimaan atas perjanjian nasional). Harapan dan Implementasi umat islam mampu memberi teladan terbaik dalam berbangsa dan bernegara, Indonesia tetap tegak sebagai negara yang dlam adil dan makmur, terwujud masyarakat utama (khaira ummah) yang menebar rahmat dan manfaat bagi sesama. Warga negara dan umat islam : menjadi saksi dengan amal nyata di bidang pendidikan, kesehatan, sosial, politik dan ekonomi. Negara indonesia : menjadi rumah yang damai, generasi muda : melanjutkan perjuangan dengan semangat islam berkemajuan.
Pemateri 2
bpk. Amika Wardana, S.Sos.,MA.Ph,D
" Sistem Pendidikan Tinggi Indonesia"
       Pendidikan Tinggi : pendidikan tingi berawal dari tradisi kuno akademi plato, nalanda, madrasah islam. Universitas abad pertengahan (balago, paris, oxford) pusat teologi, hukum, filsafat. Fungsi awal menjaga kebenaran, mendidik profesional (hukum,medis,birokrasi). perguruan tinggi modern : renaisans dan pencerahan (humanisme, rasionalitas, sains), model humboldt abad ke-19 (kesatuan riset dan pengajaran kebebasan akademik, perguruan tinggi jadi instrumen negara bangsa dan modernisasi, demokratisasi akses (pendidikan jadi hak warga negara, marketisasi (pendidikan sebagai investasi modal manusia), 21 st century skills (berpikir kritis, kolaborasi, literasi digital), peran baru (riset global, civic engagement, solusi isu-isu kemanusiaan), universitas (ruang pencarian kebenaran dan pelayanan kemanusiaan.Â
       Perguruan tinggi muhammadiyah dan aisyiyah; muhammadiyah mendirikan perguruan tinggi pertama pada tahun 1955 (universitas muhammadiyah jakarta) sebagai kelanjutan komitmen pendidikan sejak berdiri tahun 1912. Jaringan utama; terdapat lebih dari 163 perguruan tinggi muhammadiyah dan 'aisyiyah (PTMA), menjadikannya jaringan PTS terbesar di indonesia. Karakteristik utama; mengintegrasikan islam berkemajuan dengan ilmu pengetahuan, menjunjung kemandirian, filantropi, dan inovasi sosial. Orientasi masa depan; menjadi kampus berdampak unggul dalam mutu akademik riset, digitalisasi, serta melahirkan lulusan profesional berkarakter islami dan berkomitmen pada kemanusiaan. Sebaran perguruan tinggi muhammadiyah 'aisyiyah : perguruan tinggi 'aisyiyah ada 10 dan perguruan tinggi muhammadiyah ada 152, 162 perguruan tinggi muhammadiyah 'aisyiyah (PTMA). Sumatera 34 PTMA, jawa 75 PTMA, malaysia 1 PTMA, kalimantan 10 PTMA, bali dan nusa tenggara 7 PTMA, maluku 2 PTMA, sulawesi 28 PTMA, papua 5 PTMA.
       Menjadi mahasiswa menguasai ilmu dan keterampilan mendalami bidang studi yang dipilih sekaligus mengasah keterampilan berpikir, komunikasi, dan teknologi. Mengembangkan diri membentuk karakter, kemandirian, dan kedewasaan dalam menghadapi tantangan hidup. Berpikir ktitis dan kreatif belajar menganalisis masalah, menemukan solusi, serta berinovasi. Mempersiapkan karier dan masa depan menjadi bekal untuk dunia kerja, profesi, maupun pengabdian masyarakat. Memeberi kontribusi pada masyarakat menggunakan ilmu dan kapasitas diri untuk kemajuan bangga dan kemanusiaan. Mengembangkan diri ragam organisasi seperti BEM, UKM, himpunan profesi (olahraga,seni,riset). Peran kegiatan membangun kepemimpinan, jaringan, dan soft skills. Penalaran dan penelitian PKM, lomba ilmiah, konferensi mahasiswa kesehatan. Tabel perbandingan : diploma 3 (D3) 108-120 SKS 3 tahun (6 semester), diploma 4 (D4) / sarjana terapan 144-160 SKS 4 tahun (8 semester), sarjana (S1) 144-160 SKS 4 tahun (8 semester), profesi ( setelah D4/S1 bidang tertentu) 36-50 SKS tergantung profesi 1-2 tahun (2-4 semester).Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI