Mohon tunggu...
Elisabeth Beta Harwila
Elisabeth Beta Harwila Mohon Tunggu... Mahasiswa

Menulis juga di gratefulstan.blogspot.com. Hobinya nonton drama, kadang juga nonton badminton. Paling suka main twitter.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Bersama Pegadaian: Masa Depan Emas Tanpa Rasa Cemas

20 September 2025   17:41 Diperbarui: 20 September 2025   17:41 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Masa Depan Emas Tanpa Rasa Cemas Sumber: canva.com

"Keuangan bukan hanya soal angka, melainkan tentang keputusan yang menentukan masa depan.” – Robert Kiyosaki

Bayangkan ketika harga kebutuhan pokok melonjak, nilai uang seolah kian terkikis. Kondisi ini nyata terjadi di tengah dinamika global. Perubahan ekonomi dunia yang begitu cepat menghadirkan tantangan besar bagi banyak negara, termasuk Indonesia. Gejolak harga komoditas, tekanan inflasi, hingga ketidakpastian geopolitik menuntut masyarakat untuk memiliki ketahanan finansial yang lebih kokoh. Tanpa adanya kestabilan, rasa cemas akan terus menghantui kehidupan sehari-hari.

Dalam situasi seperti ini, literasi keuangan menjadi dasar yang penting untuk mengatur penghasilan, menyiapkan masa depan, sekaligus menentukan instrumen investasi yang tepat. Sayangnya, meski minat masyarakat terhadap investasi meningkat, laporan OJK 2024 menunjukkan tingkat literasi keuangan nasional baru 65,43 persen, sementara inklusi keuangan sudah mencapai 75,03 persen. Jurang ini menunjukkan banyak orang bisa mengakses layanan keuangan, tapi belum benar-benar paham cara mengelolanya. Akibatnya, tidak sedikit masyarakat yang salah memilih instrumen, mudah tergiur investasi ilegal, atau gagal menjaga aset jangka panjang.

Kebiasaan konsumsi jangka pendek juga memperburuk keadaan. Masyarakat lebih fokus pada pengeluaran konsumtif dibanding perencanaan finansial jangka panjang, sehingga tidak siap menghadapi kondisi darurat seperti krisis ekonomi atau kenaikan harga bahan pokok.

Emas: Instrumen Investasi yang Stabil

Di tengah ketidakpastian, emas menjadi aset pelindung nilai (hedging asset) yang relevan. World Gold Council mencatat harga emas global naik rata-rata 8% per tahun dalam dua dekade terakhir. Di Indonesia, tren tersebut tampak nyata. Menurut data PT Antam, pada tahun 2013 harga emas batangan masih berada di kisaran Rp500 ribu per gram, sedangkan pada 2024 telah melonjak hingga sekitar Rp1,3 juta per gram.

Stabilitas tersebut menjadikan emas bukan hanya sarana investasi, tetapi juga pelindung daya beli rumah tangga. Keunggulannya dibanding instrumen lain adalah sifatnya yang likuid, mudah diperjualbelikan, dan dapat diakses dengan nominal kecil. Hal ini sangat sesuai bagi generasi muda dan kelompok menengah-bawah yang ingin memulai investasi tanpa risiko tinggi. Bahkan, lewat produk digital, kini anak muda bisa mulai menabung emas hanya dengan Rp10 ribu.

Mengikis Stigma: Transformasi Pegadaian

Dulu, Pegadaian sering dianggap sebagai pelabuhan terakhir bagi mereka yang butuh dana mendesak. Orang datang dengan perhiasan atau barang berharganya untuk ditukar dengan uang cepat. Kini, citra itu perlahan berubah. Pegadaian beralih menjadi lembaga keuangan modern yang menghadirkan layanan literasi dan investasi emas. Tidak lagi sekadar tempat gadai, melainkan pintu menuju perencanaan keuangan yang matang, investasi yang aman, dan masa depan yang lebih terjamin.

Bank Emas Pertama di Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun